Menjadi seorang ibu bekerja dengan lima orang putra putri bisa saja menjadi alasan bagi saya untuk menjadi biasa dan tidak lagi mengembangkan diri. Terlebih ketika tanggung jawab dalam keluarga dan pekerjaan rutin di kantor telah banyak menyita waktu. Konsekuensinya ketika memilihi untuk bertumbuh dan berkembang, justru akan semakin banyak pekerjaan dan tanggungjawab yang akan disematkan kepada kita. Menjadi ASN, ibu dari lima anak yang maish sekolah, menjadi penulis, menjadi ketua tim humas, menjadi ketua tim pojok statistik, dan juga sebagai pengurus komite sekolah tentu membutuhkan pengaturan waktu yang tertib dan teratur. Rincian tugas hari ini dan yang akan datang menjadi sebuah daftar yang harus selalu dilihat agar semua kegiatan dan tugas dapat dilaksanakan secara optimal. Demikian juga sebagai seorang penulis dan ketua tim humas, pencarian informasi dan berita terkini menjadi sebuah kebutuhan untuk menemukan ide maupun inspirasi.
Dengan berbagai peran dan tanggung jawab tersebut tidak mengherankan jika saya membutuhkan perangkat yang mampu menampilkan jadwal dan informasi terkini. Bukan sebuah kebetulan jika pada Rabu, 29 Juni 2022 Asus meluncurkan produk terbaru yaitu laptop vivobook 13 slade OLED (T3300). Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11. Salah satu fitur andalan yang ada di Windows 11 adalah Widgets. Widgets membantu menemukan berita terbaru, daftar tugas hari ini, dan jadwal kalender demi hidup yang sedikit lebih teratur. Widgets ini juga memberikan pembaruan cuaca lokal secara langsung sehingga memberi gambaran untuk melakukan liputan ke lapangan. apalagi dengan berbekal baterai berkapasitas 50Whrs memungkinkan untuk menemani kegiatan lapangan selama lebih dari 9 jam.
Laptop Vivobook 13 Slate OLED merupakan laptop detachable. Artinya bodi dan keyboard-nya bisa dilepas sehingga laptop ini dapat digunakan seperti tablet. Inovasi dari Asus ini seolah menjawab impian saya untuk memiliki dua perangkat sekaligus, yaitu laptop dan tablet. Bagaimana tidak? Bagi seorang statistisi sekaligus penulis, kebutuhan akan perangkat yang ringan menjadi sebuah keharusan, terlebih ketika ide untuk sebuah tulisan bisa muncul setiap saat. Keinginan untuk segera mengikat ide tersebut membutuhkan perangkat yang ringan dan mudah dibawa. Segera mengikat ide yang terlintas menjadi sebuah catatan untuk menghindari menguapnya ide atau hilang dari ingatan. Bagi seorang penulis, ide adalah hal yang paling mahal.
Tidak hanya itu, tahun ini pula saya ditunjuk untuk menjadi ketua tim pojok statistik yang lokasinya di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang. Kebutuhan akan perangkat yang mudah dibawa kesana kemari untuk melakukan berbagai koordinasi sempat terpikir untuk membeli tablet. Kemudahan untuk membuka file dan menyampaikan data-data secara cepat di berbagai kesempatan mendorong saya untuk membeli tablet. Terlebih lagi ketika secara tiba-tiba ada mahasiswa yang berkonsultasi terkait data maupun analisis statistik. Dengan berbagai aktivitas tadi, memiliki laptop yang sekaligus bisa menjadi tablet merupakan impian saya agar tetap produktif di tengah mobilitas yang tinggi.
Selain desain yang ringkas dan fleksibel, ada beberapa alasan yang menjadikan laptop Asus Vivobook 13 Slate OLED menjadi senjata impian agar tetap produktif dan dapat menikmati hiburan. Salah satu efek negatif terbesar ketika menggunakan perangkat elektronik seperti laptop adalah paparan radiasi cahaya biru yang dapat mengganggu kesehatan mata. Layar Asus OLED membawa teknologi yang dapat melindungi kesehatan mata serta mengantongi berbagai sertifikasi seperti TUV Rheinland. Layar ini tentunya memberikan visual yang jernih sehingga pengguna dapat dengan betah dalam menulis atau menikmati hiburan digitalnya. Ini berkat color gamut 100% DCI-P3 yang cakupan warnanya lebih luas daripada sRGB.
Selain itu, pada tingkat kecerahan hanya 11% pun layar ASUS OLED dapat menampilkan kualitas visual yang sama seperti pada tingkat kecerahan 100%. Kelebihan lain yang ditawarkan oleh ASUS OLED adalah kemampuan untuk menampilkan gambar bergerak secara lebih detail. Berkat response time yang sangat kencang, yaitu hanya 0,2ms. Response time yang sangat kencang juga sangat berguna saat pengguna melakukan editing video, yaitu ASUS OLED dapat menampilkan detail video yang lebih baik dan minim efek motion blur. Laptop ini tentu sangat mendukung pembuatan konten media sosial yang sangat dibutuhkan bagi tim humas seperti saya.
Menjadi seorang biasa-biasa saja atau bertumbuh untuk mengembangkan diri adalah pilihan bagi setiap orang, tidak terkecuali bagi ASN atau PNS yang katanya sudah terjamin gaji dan pensiunnya nanti. Bahkan stereotip pinter bodoh pendapatan sama masih ada juga hingga saat ini. Mau malas ataupun rajin toh pendapatan juga akan sama. Apalagi jika kita menjadi sosok yang rajin dengan kinerja baik bisa jadi akan selalu menjadi andalan yang artinya akan semakin banyak pekerjaan atau tanggung jawab yang diberikan.
Menjadi ASN yang bergelut dengan
pekerjaan rutin setiap hari, terkadang menimbulkan kejenuhan yang luar biasa.
Kejenuhan yang seringkali membuat keinginan untuk mengembangkan diri semakin
kecil. Toh dengan begini saja, saya juga akan naik pangkat. Toh dengan begini
saja saya juga akan naik gaji secara berkala. Mungkin itu adalah sederet alasan
yang menjadikan seorang pekerja, terlebih ibu bekerja untuk mengurungkan
keinginannya untuk mengembangkan diri.
Namun, bagi saya itu bukanlah sebuah pilihan. Saya
tidak ingin selama 15 tahun bekerja saya hanya mengulang pekerjaan yang sama
setiap tahunnya sebanyak 15 kali. Saya menginginkan lebih dari itu. Rutinitas
tidak seharusnya mengikis keinginan untuk bertumbuh dan berkembang. Sempat
menjadi sebuah kegalauan, saya akan mengembangkan diri dengan cara apa? Untuk
melanjutkan pendidikan formal, saat itu belum memungkinkan karena lima anak saya masih kecil-kecil. Hei, mengapa tidak dengan menulis saja? Dalam kegiatan
menulis kita akan dipaksa untuk banyak membaca. Mustahil kita akan
menuliskan sesuatu tanpa disertai dengan membaca.
Dalam kegiatan membaca dan menulis tadi saya
berharap ada tantangan baru dan ada pengetahuan baru yang saya peroleh. Jadilah
mulai akhir 2015 saya menekuni dunia tulis menulis terutama jenis karya ilmiah
populer atau opini di media cetak ataupun elektronik. Hingga saat ini ada 135
tulisan opini dengan berbagai topik seputar masalah sosial dan
ekonomi yang telah dimuat di berbagai media cetak arus utama. Tulisan opini tersebut berisi permasalahan atau fenomena aktual dengan
berbagai rekomendasi kebijakan berdasarkan data-data ataupun hasil penelitian
yang akurat. Melalui tulisan yang dipublikasikan di media cetak/elektronik tersebut, semoga
mampu memberikan pencerahan kepada pembaca terkait permasalahan/fenomena yang
terjadi. Menulis juga turut menyosialisasikan data-data indikator strategis
yang dihasilkan oleh instansi tempat saya bekerja. Instansi tempat saya bekerja
merupakan penyedia data statistik berkualitas untuk Indonesia maju.

Dengan pengalaman menulis opini tadi, hampir 30 kali diminta untuk berbagi pengalaman menulis opini oleh berbagai komunitas maupun instansi. Tidak jarang pertanyaan tentang pengaturan waktu dan kiat penulisan diajukan oleh peserta pelatihan. Inilah beberapa kiat yang saya lakukan agar tetap produktif menulis opini:
1. Membaca rutin minimal 10 menit setiap hari.
Waktu kita sama 24 jam, kita bisa mengalokasikan
waktu selama 10 menit setiap hari untuk membaca berita
atau referensi untuk menambah pengetahuan atau isu yang sedang aktual. Menulis isu
atau masalah yang actual akan memperbesar peluang tulisan kita dimuat di media.
Adanya Widgets pada Asus Vivobook 13 Slate OLED akan sangat membantu untuk menemukan
berita atau informasi terkini. Kebiasaan
membaca secara rutin meski hanya 10 menit ini tanpa kita sadari akan
meningkatkan pengetahuan kita dalam jangka panjang.
2. Mencatat ide/lintasan pikiran yang muncul
Agar ide/lintasan pikiran tidak mudah hilang atau terlupakan, maka kita perlu untuk mencatatnya. Pencatatan bisa dilakukan di blocknote maupun pada perangkat/gadget yang ringan. Asus Vivobook 13 Slate OLED yang dapat dilepas menjadi tablet ini sangat mendukung sekali untuk menulis di berbagai tempat dan kesempatan. Apalagi dengan desain ringkas dan berat 780 gram, laptop ini sangat memungkinkan sekali untuk menemani aktivitas sehari-hari.
3. Membuat kerangka/poin-poin pemikian
Satu hal yang dilupakan oleh seorang penulis
pemula adalah membuat kerangka/poin-poin pemikiran. Kerangka untuk membantu
kita agar tulisan yang kita buat tidak keluar dari tema dan menghindarkan dari
mengalami kemacetan di tengah menulis. Kerangka/poin-poin pemikiran ini bisa
berbentuk pertanyaan kepada diri sendiri. Biasanya dalam menulis opini saya
membuat lima poin besar yang memuat permasalahan/fenomena yang terjadi,
data/fakta yang mendukung, upaya yang telah dilakukan terkait permasalahan tersebut,
tantangan ke depan, dan yang terakhir saran/rekomendasi kebijakan.
3. Mengembangkan kerangka/poin-poin pemikiran menjadi sebuah tulisan
Mengembangkan kerangka pemikiran biasa saya
lakukan di akhir pekan. Waktu akhir pekan yang lebih longgar memungkinkan untuk
membuka dan membaca referensi atau publikasi secara lebih mendalam. Menyajikan gagasan
baru dalam sebuah tulisan akan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Tulisan
opini/karya ilmiah popular bukanlah kumpulan berita ataupun ringkasan dari buku/publikasi,
namun menyajikan gagasan atau pendapat penulis berdasarkan data dan referensi
yang akurat.
4. Mengumpulkan data/referensi yang mendukung
Dalam proses mengembangkan kerangka pemikiran,
harus disertai dengan data atau referensi yang mendukung gagasan kita. Data atau
referensi ini harus berdasarkan sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, bukan tulisan yang mengandung hoax.
5. Mengendapkan tulisan sebelum diedit atau dikirim ke media.
Setelah semua ide ataupun pemikiran sudah
dituangkan dalam tulisan, ada baiknya kita mengendapkan tulisan kita sementara
waktu. Melakukan kegiatan lain akan mengalihkan “emosi” ketika menulis. Keinginan
untuk segera mengirim ke media adalah suatu hal yang wajar. Namun, kita perlu
kepala dingin untuk meninjau ulang tulisan kita. Perbaikan ataupun penyuntingan
sangat dimungkinkan dalam proses ini untuk kualitas tulisan yang lebih baik
sebelum akhirnya dikirim ke redaksi. Selamat menulis dan temukan keajaiban!

Keinginan untuk menulis atau mengembangkan diri bisa jadi sangat besar. Namun, tidak jarang terbentur dengan banyaknya tugas
dan tanggungajawab yang harus dikerjakan. Adakalanya beberapa kegiatan harus dikerjakan dalam waktu
yang bersamaan. Berikut tips agar bisa produktif di tengah padatnya pekerjaan
rutin berdasarkan Eishenhower Box. Eishenhower Box ini mengkategorikan kegiatan
berdasarkan empat kriteria, yaitu:
• Kegiatan penting mendesak dan mendesak, do atau lakukan sekarang atau sesegera mungkin.
• Kegiatan penting dan tidak mendesak, decide atau membuat jadwal untuk melakukan tugas tersebut.
• Kegiatan tidak penting tapi mendesak, delegate atau delegasikan pekerjaan/kegiatan tersebut kepada orang lain.
• Kegiatan tidak penting dan tidak mendesak, delete atau kegiatan ini tidak perlu dilakukan.
Dengan mengidentifikasi banyaknya tugas dan kegiatan seperti di atas, akan membantu kita lebih produktif dengan hasil yang bermanfaat. Tidak hanya sekedar sibuk, namun juga ada manfaatnya atau dampaknya. Selamat bertumbuh dan berkembang untuk menciptakan lebih banyak kemanfaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar