(Dimuat di Koran Republika, 30 September 2021)
Melonjaknya
harga jagung sebagai komponen utama pakan membuat peternak unggas menjerit. Hal
ini terutama terjadi pada peternak unggas mandiri dengan modal yang terbatas. Lonjakan
harga jagung ini secara teori sangat erat kaitannya dengan permintaan dan
penawaran jagung di pasar. Dari sisi penawaran, kamenterian pertanian
menyatakan stok jagung tersedia sebanyak 2,37 juta ton sebagaimana yang
disampaikan kepada komisi IV DPR RI. Dari sinilah kemudian dipertanyakan
keabsahan dari data produksi jagung nasional oleh legislatif.
Kementerian perdagangan pun mempertanyakan keberadaan stok jagung 2,37 juta ton tersebut. Secara teori, dengan stok/penawaran yang cukup maka harga jagung tidak akan sampai melonjak hingga di atas enam ribu rupiah per kilogram. Untuk menjawab keraguan tersebut, kementerian pertanian mengungkapkan adanya masalah dalam distribusi jagung yang tidak lancar hingga mengakibatkan kenaikan harga jagung.