Setelah postingan sebelumnya tentang drama emak-emak mengejar beasiswa di usia yang tak lagi muda viral (ceileee sok ngartiss banget yakkkk). Kemudian
banyak yang menanyakan cerita lanjutannya. Bagaimana emak belajar untuk Tes Potensi Akademik (TPA) Bappenas? Dengan anak
lima, kemampuan otak yang udah menurun, belum lagi kerjaan rutin yang padat. Bagi
akademisi, mungkin apa yang aku lakukan ini receh banget, tapi bagi emak-emak yang
sehari2 bergelut dengan pekerjaan yang “receh” maka mengerjakan TPA itu sesuatu
yang bener-bener harus dipersiapkan.
TPA Bappenas ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
beasiswa Pusbindiklatren Bappenas untuk ASN. Tidak hanya itu, TPA Bappenas juga
banyak digunakan oleh instansi/Lembaga lain untuk melakukan penyaringan atau
seleksi pesertanya. Beberapa perguruan tinggi juga mensyaratkan nilai TPA Bappenas
dalam penerimaan mahasiswa pascasarjana. Katanya sih TPA Bappenas ini lebih sulit
dibanding TPA sejenisnya. Sekali lagi ini baru katanya lho ya karena si emak inipun belum membuktikannya. Iyain
ajalah yaa.
Nah untuk syarat minimal TPA untuk beasiswa Bappenas ini beda-beda sesuai dengan asal instansi
dan daerah.
- Instansi vertikal (yang tidak di bawah Pemerintah Daerah, contohnya BPS) di Jawa syarat minimal TPA nya 565.
- Pemerintah Daerah di Jawa syarat minimal TPA 525.
- Instansi vertikal di luar Jawa syarat minimal TPA 525.
- Pemerintah Daerah di luar Jawa syarat minimal TPA nya 500.
Jadi bagiku yang bekerja di instansi vertikal di Jawa, tentu
harus berusaha ekstra keras. Sedangkan teman-teman yang di pemerintah daerah atau
ASN vertikal yang bekerja di luar Pulau Jawa, peluangnya lebih besar karena
syarat minimalnya lebih rendah. Trus aku ngiri gitu? Yo ndak lah, rejeki tidak
akan pernah tertukar. Udah gitu kan aku pernah 8 tahun di Timika Papua, dan 5
tahun di Banten. Banten kan juga luar Jawa, buktinya ndak ada awalan Jawa di
depannya, hihihihihi..
Pertama yang emak ini lakukan adalah membeli buku soal dan pembahasan
TPA Bappenas. Meski harus diakui bahwa soal-soal yang banyak dijual ini jauh
banget dengan soal-soal aslinya. Tapi paling tidak kita ada gambaran seperti
apa sih jenis soal yang akan kita hadapi nanti. Oiya, pastikan beli buku soal dan
pembahasan TPA yang terbitan terbaru, jadi masih agak ada mirip-miripnya lah.
Nah, soal TPA Bappenas itu ada 250 yang terdiri dari tes Verbal 90
soal, tes kuantitatif 90 soal, dan tes penalaran 70 soal. Masing-masing tes
waktunya 60 menit. Bagi emak yang sudah 15 taun ndak makan bangku sekolahan, mustahil untuk bisa mengerjakan semua soal tersebut,
kalau mengisi semuanya sih bisa (dilengkapi dengan mengarang jawaban). Tapi kemudian
bener-bener mengerjakan 250 soal dalam waktu 180 menit, jelas emak tak mampu kawan. Jadi
diperlukan strategi mengerjakannya supaya waktu 180 menit itu efektif.
Berikut tips mengerjakan TPA Bappenas a la emak-emak galau:
1. Kerjakan sesuai dengan prioritas yang lebih mudah
1. Kerjakan sesuai dengan prioritas yang lebih mudah
Mengerjakan sesuai prioritas ini penting sesuai dengan yang paling
mudah bagi kita. Prirotas ini bahkan sampai aku catat di buku sakti, biar tidak
lupa. Maklum gaess, emak-emak gampang sekali lupa.
Untuk tes verbal yang terdiri dari subtes kosakata 25 soal, padanan
kata 25 soal, analogi verbal 25 soal, dan pemahaman 15 soal. Si emak tidak
melakukan skala prioritas di tes ini, ngurut saja dari kosakata hingga pemahaman.
Skala prioritas baru mulai aku lakukan ketika mengerjakan tes kuantitatif.
Tes ini terdiri dari soal hitungan 25 soal, deret 25 soal, komparasi 25 soal,
dan soal cerita 15 soal. Aku mengerjakan dari yang paling mudah yaitu mulai
dari deret, kemudian komparasi, hitungan dan soal cerita. Begitu pengawas
mengatakan waktu habis untuk Tes Verbal, langsung aku buka subtes deret,
kemudian lanjut komparasi, dan seterusnya. oiya, untuk subtes hitungan itu
perlu dihafalkan nilai pecahan, misal 62,5% itu sama dengan 5/8, 66,67% itu
sama dengan 2/3. Hafalan itu sangat memudahkan ketika mengerjakan soal di subtes
hitungan ini.
Tes yang terakhir adalah penalaran/logika. Tes ini aku anggap
paling sulit, soalnya aku bingung dengan logika dan gambar-gambar, ketahuan lah
kalau logikanya tidak jalan, sering baper, terbawa perasaan, eh. Meski aku tidak suka, mau ga mau ya harus belajar untuk mencuri
poin di tes ini. Tes penalaran terdiri dari logika formal 15 soal, penalaran analitis
15 soal, keruangan 15 soal, dan penalaran logis 25 soal. Prioritas yang aku kerjakan adalah logika formal, penalaran
keruangan, penalaran logis, dan yang terakhir penalaran analitis.
2. Disiplin
dengan waktu
Ini penting karena kita merasa bisa mengerjakan, kita merasa soal ini mudah, namun kita lupa waktu. Iya kalau waktunya tidak dibatasi, sepertinya kita bisa mengerjakan soal semuanya. Yang bikin gemas dan penasaran itu di soal-soal kuantitatif. Ah soal ini bisa, tapi kalau dihitung dengan cara biasa itu akan memakan waktu. Apalagi kalau masih penasaran, belum ketemu juga jawabannya. Bagaimanapun kita harus memperhatikan waktu. Ingat kita harus mengerjakan 90 soal kuantitatif dalam waktu 60 menit.
Yang harus kita lakukan adalah disiplin terhadap waktu. Aku alokasikan
untuk masing subtes itu 15 menit, mau selesai tidak selesai pokoknya begitu 15
menit pindah ke subtes selanjutnya. Bisa jadi di subtes selanjutnya ada soal
yang lebih mudah. Begitu terus sampai dengan subtes terakhir. Kuncinya disiplin
waktu, jangan terjebak pada soal dan penasaran dengan jawabannya. Yang tidak
terjawab biarkan saja.
3. Kalau tidak
selesai bagaimana?
Sudah mengerjakan hingga tes terakhir, waktunya tinggal 5 menit dan belum selesai semuanya, apa yang harus kita lakukan? Untuk jawaban yang masih kosong aku isikan huruf B semua. Mengisikan satu jawaban yang sama untuk yang kosong, peluang benarnya lebih besar dibandingkan dengan mengisi secara acak. Belum kubuktikan sih, tapi sepertinya benar. Iyain ajalah ya, hehehehehe…
Hasilnya seperti apa?
Nah ini nih yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Setelah si
emak ini belajar sungguh-sungguh demi kesempatan terakhir dapat beasiswa dan
dengan tips yang a la-a la tadi hasilnya adalah…
Alhamdulillah hasilnya di atas nilai minimal yang disyaratkan. Untuk emak anak lima yang sudah 15 tahun lalu lulus dari bangku kuliah, skor 684,80 patut untuk disyukuri. Kalau untuk kuantitatif memang dari dulu lebih dominan dibanding dengan jenis tes
yang lain. Yang menarik adalah dulu ketika tes serupa di SMP (pastinya bukan
TPA Bappenas), tes verbal itu nilainya paling kecil diantara kuantitatif dan penalaran.
Tetapi setelah 22 tahun berlalu (sejak lulus SMP), tes verbal jauh meningkat nilainya. Aku
mikirnya sih mungkin berkah dari menulis opini. Ya, dengan membaca dan
menuliskan kembali, akan banyak tambahan pengetahuan dan kosakata sehingga
nilai verbalnya meningkat. Tapi kalau kata suami, nilai verbalnya meningkat karena
menikah dengannya, hahahahahaha…iyain ajalah ya. Maksa banget.
Jadi itulah gaess, tips mengerjakan TPA ala emak-emak dan hasilnya.
Kalau untuk Toeflnya cuma ngandalin belajar dari Youtube saja. Nilai Toeflku yang paling rendah
di listening, entah karena pendengaranku yang kurang atau memang aslinya ga
cakap, hehehehehe..
Aku kan pernah 5 kali kena malaria di Timika, dan minum obatnya
kerass banget, ada yang harus diminum dalam 2 minggu. Dan setelah itu
aku ngerasa pendengaranku berkurang, jangan-jangan ngaruh kesitu yakkk. Atau itu
Cuma alasanku saja nilai listeningku rendah, hehehehehe. Yang pasti sih, aku jarang
sekali ndengerin hal-hal yang berbahasa inggris gitu, baik lagu-lagu maupun pilem. Selain
kurang suka, juga nggak sempet gaess.
Tapi aku bertekad akan meningkatkan keterampilan Bahasa Inggrisku ini, karena
ada rencana dan target-target selanjutnya yang siap menanti. Doakan ya gaess,
doakan juga ya makkk....
Like like like like likee.. emak2 gaul memang beda
BalasHapusSelamat menempuh S2 Mbak Tasmilah semoga semakin berkah ilmunya aamiin
Aamiin, terimakasih mbak Eka. sukses juga untuk mbak Eka.
HapusEmak emak setrong :p
HapusAamiin ya Rabbal 'Alamiin.. Selalu mengagumi mbak Tasmilah dari setiap semangatnya.. Barakallah. Semoga Allah memberikan kelancaran dan keberkahan dalam menuntut ilmunya. Aamiin.
BalasHapusAamiin yra,terimakasih Septi.
HapusLogika formal it yg kayak gmn mbak
BalasHapusYang silogisme itu, premis mayor, minor, kesimpulan.
HapusMbak ajari cara mengerjakan soal soalnya dong mbak
HapusAkhirnya bisa satu kelas.. haha
BalasHapusIya, Bang, hehehehe
Hapusmakasih sudah sharing mbak
BalasHapusmohon info buku yang dipake belajar kemarin mb, saya bingung mau milih yang mana
Terimakasih sudah berkenan mampir ke blog. Semoga bermanfaat.
HapusSaya beli buku TPA standar oto bappenas, penulisnya muhammad amien, penerbit Genta Group
Kak mau nanya itu ada pengurangan nilai kalo jawaban salah?
BalasHapusHalo mbak Sari, tidak ada pengurangan nilai mbak kalau salah jawab
HapusKak mau nanya itu ada pengurangan nilai kalo jawaban salah?
BalasHapusTidak ada.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih berkenan mampir di blog ini
HapusDoakan saya mak, semoga score TPAnya bagus... Baru ikut TPA Bappenas sabtu kemarin di Semarang
BalasHapusAamiin, semoga diberikan hasil terbaik ya..
Hapussangat menginspirasi.
BalasHapusTerima kasih berkenan mampir ke blog ini, semoga bermanfaat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPermisi untuk tipe soalnya apakah sama seperti di buku/internet. Soalnya dari rumor yang beredar soal jauh lebih sulit dari yang ada di buku/internet. Terima kasih
BalasHapusTerima kasih Pak Gagas sudah mampir ke blog ini. Kalau menurut saya saat tes tahun 2019, soal2 aslinya lebih sulit dari yang di buku/internet. Akan tetapi tipe2 soalnya hampir sama dengan buku yg saya beli, lumayan membantu kalau menurut saya.
HapusSaat memmbaca ini mingkin Mb udah lulus S2 nya ya.. Terimakasih tulisannya sangat menginspirasi,,, Semangat untuk emak-emak.. Semoga ilmunya makin barokah Mb
BalasHapusAmiin yra, terima kasih atas do'anya.
HapusMbak statistisi nggih? Mau tanya daftar program studi apa dan dimana? Untuk program linking (setahun di indo setahun LN) menggunakan toefl atau ielts?
BalasHapusNggih leres, saya di ilmu ekonomi Universitas Brawijaya. Kalau yang linked maaf saya tidak hafal, bisa dibuka saja di webnya pusbindiklatren Bappenas ya.
HapusKeren tinggi banget mbak nilai tpa nyaaa
BalasHapuspenalaran logis itu yg mana kak?
BalasHapus