Halaman

Senin, 07 Desember 2020

#116 Antisipasi Informalisasi Ekonomi

 

Pandemi covid-19 tidak hanya meningkatkan pengangguran, namun juga tenaga kerja di sektor informal di Indonesia. Pengangguran pada Agustus 2020 melonjak menjadi 9,77 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,07 persen. Kondisi ketenagakerjaan saat ini seolah mundur pada kondisi ketenagakerjaan tahun 2011, saat itu pengangguran mencapai 7,48 persen dan tenaga kerja informal mencapai 62,24 persen. Peningkatan tenaga kerja informal saat ini harus segera diantisipasi agar tidak menurunkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Rabu, 04 November 2020

#115 UMP di Tengah Resesi


 (dimuat di Koran Republika)

Menteri tenaga kerja menerbitkan surat edaran kepada seluruh Gubernur di Indonesia  agar menetapkan UMP 2021 sama dengan UMP 2020. Dengan alasan pandemi dan keberlangsungan usaha, Surat edaran ini mendorong buruh untuk melakukan aksi penolakan UMP 2021 sekaligus penolakan UU Cipta Kerja.

Sebagian besar provinsi mengikuti surat edaran dari Menaker, meski ada provinsi yang menaikkan UMP 2021 seperti Jawa Tengah dan DIY. Pemerintah provinsi DKI menetapkan kenaikan UMP kepada pelaku usaha yang tidak terdampak pandemi, sedangkan untuk perusahaan yang terdampak pandemi dapat mengajukan keberatan untuk tidak menaikkan UMP.

Kamis, 08 Oktober 2020

#114 Pandemi, Momentum Kedaulatan Pangan

Indonesia hampir pasti mengalami resesi ekonomi tahun ini. Pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan di hampir semua sektor ekonomi. Salah satu sektor yang mampu tumbuh positif tahun ini adalah sektor pertanian. Pandemi Covid-19 ini juga telah menghentak kesadaran pemerintah untuk serius dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Ancaman krisis pangan yang dikeluarkan oleh FAO pada Maret lalu, membuat negara-negara produsen beras membatasi ekspornya demi menjaga ketersediaan pangan dalam negeri. Bagi Indonesia yang berpenduduk 268 juta jiwa, hal ini tentu menjadi sebuah tantangan untuk meningkatkan produksi beras nasional. Menindaklanjuti perihal tersebut pemerintah berencana membangun lumbung pangan nasional (food estate) di Kalimantan Tengah.

Senin, 05 Oktober 2020

#113 Resesi dan Ketenagakerjaan

 
(Dimuat di Koran Republika, 5 Oktober 2020)

Indonesia dipastikan mengalami resesi pada triwulan III tahun 2020 ini. Menurut Bank Dunia (29/9), perekonomian Indonesia diproyeksi akan mulai pulih pada tahun 2021 dengan pertumbuhan ekonomi 4,4 persen. Namun, hal tersebut membutuhkan syarat yaitu terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia. Semakin lama pandemi tertangani, semakin lama perekonomian akan pulih, dan selama itu pula tenaga kerja di Indoneia belum akan kembali bekerja sepenuhnya.

Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan jutaan orang kehilangan pekerjaannya. Padahal dalam setahun angkatan kerja di Indonesia meningkat 1,73 juta orang. Berkaca pada tahun 2019 sebelum terjadi pandemi, peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja baru dalam setahun. Artinya, dengan pertumbuhan ekonomi sebelumnya belum mampu mengurangi pengangguran secara signifikan. Apalah lagi dengan kondisi saat ini, ketika permintaan dan penawaran menurun, akan semakin sulit pelaku usaha melakukan ekspansi dan menyerap tenaga kerja baru.

Selasa, 22 September 2020

#112 Resesi dan Momentum Indonesia Maju


Indonesia hampir dipastikan mengalami resesi pada triwulan III 2020 ini. Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 bisa minus hingga 2 persen. Meski pertaruhan masih ada satu bulan hinggga akhir September, namun konsumsi dalam negeri sebagai penopang terbesar perekonomian Indonesia belum terdongkrak secara maksimal. Deflasi yang terjadi pada Juli dan Agustus menggambarkan permintaan/konsumsi dalam negeri masih tertekan. Dalam pidato kenegaraan tanggal 14 Agustus 2020, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa krisis akibat pandemi tahun ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk setara dengan negara-negara maju.

Lompatan besar. Itulah yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk segera keluar dari resesi ekonomi dan mengejar negara maju lainnya. Selayaknya sebuah lompatan besar, Indonesia tentu membutuhkan tumpuan yang kuat berupa sumber daya manusia yang berkualitas dan penggunaan teknologi yang mumpuni guna meningkatkan produktivitas, sesuatu yang saat ini masih tertinggal dibanding dengan negara lain.

Senin, 07 September 2020

#111 Antisipasi Resesi


 (Dimuat di Republika, 7 September 2020)

Kementerian keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekponomi triwulan III 2020 minus 2 persen, dan target pertumbuhan ekonomi tahun 2020 direvisi antara -1,1 hingga 0,2 persen. Minusnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III akan mengakibatkan Indonesia secara teknis mengalami resesi ekonomi. Bukan pesimis, namun realistis, agar pemerintah lebih siap dalam mengantisipasi terjadinya resesi. Apalagi rilis resmi bahwa Indonesia mengalami resesi atau tidak masih akan dilakukan oleh BPS pada awal November nanti. Resesi atau tidak, kesejahteraan penduduk harus menjadi perhatian utama.

Benar, bahwa pertaruhan masih ada 1 bulan lagi di September untuk mendorong perekonomian. Pemerintah juga berharap ekonomi tumbuh dari konsumsi dalam negeri dengan membuka kegiatan ekonomi dengan new normal atau adaptasi baru. Namun kenyataannya, mobilitas penduduk hanya meningkat di awal Juni, selanjtnya memasuki bulan Juli dan Agustus, mobilitas penduduk kembali melambat. Hal ini seiring dengan melonjaknya kasus positif dan kematian pasien covid-19 di Indonesia.

Sabtu, 15 Agustus 2020

#110 Memacu Investasi Pascapandemi



(Dimuat di Koran Republika, Tanggal 12 Agustus 2020)

Uji coba klinis vaksin Covid-19 yang sudah pada tahap 3 memberikan angin segar bahwa pandemi ini akan segera berakhir setelah ditemukan vaksin. Itu artinya bahwa kita harus mulai merancang bagaimana perekonomian pasca pandemi ini berakhir. Ketika segala sumber daya saat ini dikerahkan untuk mengendalikan virus dan meningkatkan daya beli penduduk, maka pasca pandemi yang harus dipikirkan adalah bagaimana memacu investasi untuk mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia.

Kamis, 06 Agustus 2020

#109 Memacu Konsumsi Menghindari Resesi


Pandemi Covid-19 mengakibatkan resesi ekonomi di sejumlah negara di dunia, yang terbaru adalah Singapura dan Korea Selatan. Jatuhnya dua negara di Asia tersebut semakin membayangi Indonesia untuk terseret pada jurang resesi. Proyeksi dari Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2 dipastikan negatif  dengan perkiraan sebesar -4,3 persen. Indonesia masih punya kesempatan di triwulan 3 dengan mengoptimalkan sumber daya salah satunya dengan memacu konsumsi untuk menghindari resesi ekonomi.

Jumat, 24 Juli 2020

Tips Mengerjakan TPA Bappenas a la Emak Anak Lima





Setelah postingan sebelumnya tentang drama emak-emak mengejar beasiswa di usia yang tak lagi muda viral  (ceileee sok ngartiss banget yakkkk). Kemudian banyak yang menanyakan cerita lanjutannya. Bagaimana emak belajar untuk Tes Potensi Akademik (TPA) Bappenas? Dengan anak lima, kemampuan otak yang udah menurun, belum lagi kerjaan rutin yang padat. Bagi akademisi, mungkin apa yang aku lakukan ini receh banget, tapi bagi emak-emak yang sehari2 bergelut dengan pekerjaan yang “receh” maka mengerjakan TPA itu sesuatu yang bener-bener harus dipersiapkan.


Senin, 20 Juli 2020

#108 Perlindungan Sosial


(Dimuat di Koran Republika, 17 Juli 2020)

Berdasarkan rilis BPS terbaru, pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia mengakibatkan kenaikan jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 hingga 1,63 juta orang. Tingkat kemiskinan di Indonesia meningkat dari 9,22 persen menjadi 9,78 persen dalam waktu enam bulan. Tidak hanya jumlah penduduk miskin yang meningkat, namun kemiskinan di Indonesia juga semakin parah dan dalam. Kenyataan ini menyentak perhatian pemerintah, mengingat pandemi covid-19 saat itu baru berlangsung satu bulan di Bulan Maret. Perlu upaya perlindungan sosial berkelanjutan untuk menjaga kesejahteraan penduduk dalam menghadapi segala kemungkinan di masa yang akan datang.

Minggu, 19 Juli 2020

Bukutronik Kumpulan Opini Terpilih

Sebagian tulisan - tulisan yang terbit di berbagai media saya kumpulkan dalam sebuah bukutronik. Bagi yang beminat silakan mengunduh di sini. Terima Kasih.

Selasa, 14 Juli 2020

Mengejar Beasiswa di Usia yang Tak Lagi Muda



sumber foto: ayokuliah.id
Bisa kuliah lagi dengan beasiswa bisa jadi hal biasa bagi sebagian orang. Bahkan beberapa teman sejawatku sudah ada yang melanjutkan ke jenjang strata 3 atau doktoral.  Tapiiiiiiii bagiku, bisa kuliah itu merupakan hal yang istimewah karena sudah aku nantikan sejak 15 tahun yang lalu. Banyangkan gaesss, 15 tahun menantiii. Trus akan ada yang komentar, apa sih susahnya kuliah lagi? Tinggal daftar saja, toh tiap tahun BPS (tempat saya bekerja) menyediakan puluhan beasiswa ke kampus TOP di negeri ini.

Kamis, 11 Juni 2020

#107 Tapera dan Krisis Rumah

(Dimuat di Koran Republika, 11 Juni 2020)

Dalam rangka menyediakan perumahan bagi masyarakat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2020 tentang  Penyelenggarakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Tapera ini diwajibkan untuk PNS/TNI/Polri, karyawan BUMN/BUMD/BUMDes dan pekerja swasta dengan penghasilan di atas UMR.
Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat karena kepesertaannya bersifat wajib. Bagi pekerja akan dipotong upahnya 2,5 persen dan bagi pemberi kerja berkewajiban menanggung 0,5 persen upah pekerja dalam pembayaran Tapera. Potongan wajib inilah yang memberatkan pekerja dan pemberi kerja. Bagi pekerja yang telah memiliki rumah atau pekerja dengan penghasilan di atas 8 juta rupiah dan bagi bagi pemberi kerja, Tapera ini sifatnya paksaan. Hal ini karena Tapera sifatnya gotong royong dengan pembiayaan rumah hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Sabtu, 09 Mei 2020

#106 Mengawal Daya Beli

(Dimuat di Koran Republika, 9 Mei 2020) 

Pandemi covid-19 telah mengguncang perekonomian Indonesia. Upaya untuk mengendalikan penyebaran virus melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyebabkan banyak kegiatan ekonomi terhenti. Akibatnya 2,9 juta orang karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan sebagaimana yang dilaporkan ke Kementerian Tenaga Kerja (1/5). Belum lagi dengan pelaku usaha informal yang mengandalkan penghasilan harian juga juga mengalami penurunan permintaan barang/jasa. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pendapatan dan daya beli penduduk.
Daya beli menjadi hal penting karena menyangkut kesejahteraan penduduk sekaligus keberlangsungan ekonomi. Ketiadaan pendapatan mengakibatkan kemampuan untuk membeli barang dan jasa menjadi berkurang sehingga kebutuhan hidup tidak akan tercukupi. Kenyataan ini berpotensi untuk menambah jumlah penduduk yang jatuh di bawah garis kemiskinan yang saat ini mencapai 24,70 juta orang.

Selasa, 07 April 2020

#105 Siagakan Desa

(Dimuat di Koran Republika, 7 April 2020)


Penyebaran covid-19 masih terus mengalami peningkatan dari jumlah maupun sebaran wilayahnya. Hingga Sabtu (4/4) telah ada 2.092 orang yang positif terjangkit covid-19 yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Untuk mencegah penyebaran covid-19 lebih luas, pemerintah mengeluarkan himbauan untuk tidak melakukan mudik ke kampung halaman/desa.
Namun faktanya, sebelum himbauan itu dikeluarkan pun belasan ribu perantau di Jabodetabek sudah melakukan mudik ke kampung halaman di Jawa Tengah, Jawa Barat, maupun daerah lainnya. Oleh karena itu diperlukan kesiapan daerah terutama perdesaan untuk mengantisipasi penyebaran virus yang berasal dari perantau yang pulang kampung.

Jumat, 06 Maret 2020

#104 Korona dan Panic Buying

(Dimuat di Republika, 6 Maret 2020)
Pasca diumumkannya 2 kasus positif Corona di Indonesia sontak membuat penduduk Indonesia panik. Temuan kasus ini menambah jumlah orang yang terinfeksi corona yang saat ini (4/3) mencapai lebih dari 93.570 orang di dunia dengan korban meninggal sebanyak 3.204 orang. Kepanikan ini mengakibatkan banyak orang berbondong-bondong membeli masker, hand sanitizer hingga bahan makanan. Gelombang kepanikan tersebut mengakibatkan lonjakan harga dan kelangkaan masker di sejumlah kota di Indonesia.
Panic buying terhadap bahan makanan ini terjadi di beberapa swalayan di ibukota. Tindakan ini berpotensi menyebabkan kelangkaan bahan makanan karena penduduk melakukan belanja dalam jumlah besar untuk persiapan beberapa waktu ke depan. Yang dikhawatirkan aksi memborong bahan makanan ini akan meningkatkan harga jual/inflasi, padahal pemerintah sudah menjamin bahwa stok bahan makanan aman.

Jumat, 14 Februari 2020

#103 Korona dan Tantangan Pariwisata

(Dimuat di Koran Republika, 14 Februari 2020)
Virus korona yang saat ini mewabah di negara China selain memakan korban hingga ribuan jiwa,  juga berdampak pada industry pariwisata Indonesia. Imbas dari virus korona tersebut, banyak perjalanan wisata dari  China yang dibatalkan hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Pembatalan ini mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan China, yang selama ini menyumbang 13 persen dari seluruh wisatawan asing yang berkunjung di Indonesia. Rata-rata kunjungan wisatawan China ke Indonesia mencapai 172,67 ribu orang per bulan.
Populasi penduduk China yang besar memiliki potensi untuk menjadi target pemasaran pariwisata RI. Dengan penundaan dan pembatalan kunjungan wisman China akan berdampak pada target pertumbuhan pariwisata Indonesia. Padahal saat ini pariwisata diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru ditengah perlambatan industri manufaktur yang selama ini menopang perekonomian Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir meski kunjungan wisman ke Indonesia selalu meningkat setiap tahun, namun telah terjadi perlambatan.

Selasa, 28 Januari 2020

#102 Mengantisipasi Dampak Kenaikan Harga Gas Melon


(Dimuat Di Kolom Detiknews tanggal 28 Januari 2020)
Pemerintah akan menghentikan subsidi harga elpiji tiga kilogram (gas melon) mulai pertengahan tahun 2020. Harga gas melon nantinya akan disesuaikan dengan harga pasar sekitar RP. 35.250 atau naik 75 persen dari harga saat ini. Bagi masyarakat miskin, pemerintah berjanji akan memberikan subsidi dengan cara langsung ke sasaran. Meski demikian, dampak yang akan timbul dari kenaikan harga gas melon ini harus bisa diantisipasi, terutama bagi penduduk hampir miskin, rentan miskin, dan kelas menengah harapan agar daya beli dan kesejahteraan penduduk secara umum tetap terjaga.

Sabtu, 11 Januari 2020

#101 Mempertahankan Daya Beli

Memasuki tahun 2020, penduduk Indonesia disambut dengan kenaikan beberapa tarif mulai dari tarif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPnJS) kesehata, tarif jalan tol, hingga kenaikan cukai rokok. Pada tahun ini juga masih dibayangi oleh perlambatan ekonomi yang diakibatkan oleh ketidakpastian perekonomian global. Kondisi tersebut akan berdampak pada daya beli penduduk Indonesia. Diperlukan upaya untuk menjaga daya beli guna mempertahankan kesejahteraan penduduk di tengah dinamika ekonomi yang terjadi saat ini.

#138 Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

  (Dimuat di Kolom Opini Republika, 25 November 2022) Perekonomian Indonesia mampu tumbuh mengesankan di tengah ancaman resesi global saat i...