(Dimuat di Opini Warta Banten, Juli 2016)
Tanggal
18 Juli 2016 adalah hari pertama anak masuk sekolah. Melalui edaran dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dihimbau kepada orang tua
untuk mengantarkan anak pada hari pertama sekolah. Himbauan ini untuk semua
orang tua, tidak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN), baik ASN Pusat maupun
ASN daerah.
Edaran
dan himbauan ini disambut baik oleh ASN di seluruh Indonesia terutama yang
sudah memiliki anak sekolah baik usia TK, SD, SMP, maupun SMA. Bahkan banyak
Kepala Daerah yang memberikan dispensasi keterlambatan bagi PNS yang mengantar
putra-putrinya ke sekolah pada hari pertama tersebut. Tidak terkecuali Gubernur
Banten, Rano Karno. Menurut Gubernur Rano, hal tersebut sangat penting dan
merupakan dukungan positif dalam dunia pendidikan. Mengantar anak pada hari
pertama masuk sekolah merupakan bentuk kepedulian dan rasa cinta yang mendalam
yang akan terus membekas dalam jiwa anak. Selain itu juga akan menumbuhkan
kepercayaan diri dan menyemangati anak dalam meniti setiap episode kehidupan
mereka.
Selain
dispensasi keterlambatan, tidak sedikit pula kepala Kementrian/Lembaga yang
menjamin tidak akan ada pemotongan tunjangan kinerja sebagai akibat dari
keterlambatan setelah mengantar anak pada hari pertama sekolah tersebut. Karena
tidak dapat dipungkiri bahwa banyak ASN yang bertempat tinggal diluar kota
bahkan di luar propinsi, sehingga dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam
kegiatan mengantar anak tersebut.
Menurut
laman sahabat keluarga pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengantar
anak di hari pertama sekolah sangat penting karena dapat membangun hubungan
positif antara lingkungan pendidikan di rumah dan di sekolah, membangun
interaksi dengan guru dan orang tua murid lainnya, sekaligus merupakan awal
perjalanan panjang anak-anak kita di rumah keduanya.
Selain
hal di atas, pentingnya mengantar anak sekolah juga bisa menjadi sarana untuk
menceritakan kondisi anak saat berada di rumah kepada gurunya, bertanya dan
memberi masukan mengenai pembelajaran satu tahun kedepan dan menawarkan bantuan
untuk terlibat dalam kegiatan penunjang pembelajaran di sekolah.
Himbauan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini merupakan bukti bahwa pemerintah hadir
dan peduli terhadap pendidikan anak. Pemerintah menghendaki penguatan kembali
peran keluarga dalam pendidikan anak. Bahwa pendidikan anak bukan hanya menjadi
tanggungjawab sekolah saja. Ketika anak masuk sekolah bukan berarti keluarga
atau orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada sekolah.
Namun antara keluarga dan sekolah harus saling bersinergi dan melengkapi dalam pendidikan.
Terlebih keluarga yang merupakan elemen paling penting dalam pendidikan anak.
Keluarga dalam hal ini orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi
putra-putrinya. Kehadiran orang tua dalam masa tumbuh kembang anak sangat
diperlukan dalam pembentukan jiwa mereka. Dan mengantar anak ke sekolah
merupakan salah satu bentuk kehadiran dan peran orang tua dalam membentuk karakter
anak. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua akan membekas
dalam jiwa, sehingga tidak hanya keunggulan akademik yang kita harapkan namun
juga keunggulan dalam nilai karakter yang luhur.
Jika saat ini pembangunan manusia di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu dari Indeks Pembanguanan Manusia (IPM)
68,90 pada tahun 2014 menjadi 69,55 pada
tahun 2015. Dan pada saat ini kita dapati banyak anak-anak Indonesia yang
berprestasi tidak hanya di kancah nasional namun juga internasional. Selain
itu, Jika saat ini banyak anak-anak kita yang memenangkan medali emas di ajang
olimpiade sains internasional, menang dalam kontes robotik internasional,
hingga berprestasi dalam ajang olahraga mapun seni internasional, tentu kita
mengaharapkan kelak mereka menjadi generasi penerus yang berkualitas dan
berkarakter. Bukan generasi yang mudah putus asa, bukan generasi yang mudah memutuskan
untuk mengakhiri hidup hanya karena ditolak proposal skripsinya maupun putus
asa karena merasa kurang diperhatikan. Namun generasi yang kita harapkan adalah
generasi yang tangguh, yang tidak mudah menyerah dan penuh tanggung jawab dalam
menjalani pilihannya.
Jika saat ini kita banyak membaca dan mendengar berita tentang
kasus bulliying yang dilakukan oleh
anak-anak, kasus pengguna dan pengedar narkoba oleh anak-anak. Maka itulah
kenyataan yang harus segera dicari penyelesainnya. Bahwa tidak cukup
menyerahkan pendidikan anak-anak kepada sekolah dan lingkungan. Tidak cukup
menyerahkan anak-anak bermasalah pada panti rehabilitasi. Namun kembali perlu
menguatkan peran keluarga dan orang tua dalam pendidikan anak. Diperlukan
kehadiran dan perhatian orang tua dalam pendidikan dan tumbuh kembang anak.
Karena sekali lagi, orang tua adalah guru yang pertama dan utama bagi
putra-putrinya. Selamat mengantar putra-putri pada hari pertama sekolah mereka.
Selamat menghantarkan mereka ke gerbang masa depan. Semoga kelak mereka menjadi
generasi berkualitas dengan nilai karakter luhur yang mampu membawa bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar