Tidak
ada seorang pun yang ingin dilahirkan dalam kondisi miskin atau dari
keluarga/negara miskin. Pun ketika kemiskinan tersebut direndahkan, akan ada
rasa tidak terima. Apalagi yang menghina adalah warga negara tetangga.
Sebagaimana karakter dalam bertetangga, meski ada kedekatan namun akan selalu
ada persaingan untuk menjadi yang terbaik. Demikian juga meski permintaan maaf
telah dilakukan, namun harga diri sebagai bangsa terlanjur direndahkan.
Seperti
itulah gambaran ketika seorang pengusaha transportasi asal Malaysia yang
menyebut Indonesia sebagai negara miskin. Sangat wajar jika ada warga negara
Indonesia yang tidak terima. Meskipun pada kenyataannya, kemiskinan masih
menjadi masalah yang membelenggu bangsa Indonesia.