Pertama kali dihubungi
oleh adinda Nurin untuk mengisi acara seminar di grup perempuan BPS menulis,
rasanya saya belum memiliki kapasitas untuk itu. Tapi Nurin meyakinkan saya
bahwa acara tersebut lebih banyak pada berbagi pengalaman bagaimana membunyikan
data BPS menjadi sebuah opini di media. Saya yakin banyak dari teman-teman yang
sudah mengikuti pelatihan dan workshop menulis. Kalaupun tidak pernah mengikuti
langsung, minimal sudah pernah membaca resume dari pelatihan menulis
sebelumnya.
Saya pernah bertemu
dengan rekan kerja alumni workshop menulis BPS, beliau bilang “mbak kita sudah
diajari cara menulis tapi bagaimana membunyikan data BPS itu kami juga perlu
belajar lagi”. Mungkin perlu penghubung lagi antara teknik menulis dan cara
membunyikan data BPS. Kesempatan tersebut saya gunakan untuk berbagi pengalaman
bagaimana proses menulis opini dengan memanfaatkan data BPS hingga
mengirimkannya ke media.
Pertama yang saya
sampaikan adalah menentukan tema yang aktual. Tema aktual ini bisa diperoleh
dengan cara mengikuti berita yang lagi kekinian di media cetak maupun daring.
Berita yang diulang di beberapa media lebih dari satu hari bisa kita manfaatkan
sebagai tema menulis kita. Tema inipun harus disesuaikan dengan kapasitas kita
dan ketersediaan datanya. Saya sangat menghindari tema-tema di luar kapasitas
saya. Contohnya seperti berita berikut ini.
Tema yang saya ambil adalah kenaikan harga
beras.
Kedua, tentukan angle
yang akan kita pilih. Dari tema di atas saya ingin menghubungkan kenaikan harga
beras dengan kemiskinan di Indonesia. Latar belakangnya karena beras merupakan
penyumbang terbesar dalam garis kemiskinan makan (GKM). Data ini diperoleh dari
mana? Dari Berita Resmi Statistik (BRS) Kemiskinan. Dapat dilengkapi juga
datanya dari BRS NTP, BRS Inflasi dan publikasi-publikasi BPS lainnya.
Langkah ketiga adalah
buat poin-poin dari tulisan yang akan kita tulis. Misalnya, penyebab kenaikan
harga beras, pengaruhnya terhadap kesejahteraan penduduk, bagi penduduk miskin
bagaimana? Upaya pemerintah yang harus dilakukan dan seterusnya
Kembangkan setiap poin
tadi menjadi sebuah paragraf. Jangna lupa masukkan data-data BPS yang mendukung
serta kutip pendapat pakar/ahli untuk mendukung opini kita. Sebagai insan BPS
tentu kita sangat diuntungkan dengan data-data yang dimiliki oleh BPS, meskipun
data-data tersebut juga sudah terpublis untuk umum di web bps.go.id. Tulis
semua yang ada dalam pikiran kita. Kemudian endapkan sambil kita mencari
inspirasi yang lain sebelum kita benar-benar mengedit tulisan tersebut.
Struktur Tulisan Opini:
1.
Judul , buatlah judul
yang singkat, padat, jelas, panjang 3-5 kata.
2.
Lead (paragraf pembuka
yang menarik pembaca untuk terus membaca hingga tuntas).
3.
Batang tubuh
(penjelas)
4.
Ending
(kesimpulan/jawaban dari lead/saran rekomendasi)
Sebelum
mengirim ke redaksi tulislah biodata kita selengkap mungkin yang menggambarkan
kapasitas kita. Untuk awalan kita bisa mengirimkan ke koran lokal dahulu,
karena peluangnya lebih mudah untuk dimuat. Tidak salah jika langsung mengirim
ke koran nasional, namun jika belum muat juga bisa mematahkan semangat menulis
kita yang baru tumbuh. Jadi coba dikirim koran lokal dahulu.
Dari tema kenaikan harga
beras di atas terciptalah opini yang berjudul Beras dan Kemiskinan yang muat di
Koran Suara Pembaruan di Bulan Januari. Perhatikan lead yang saya tulis.
Opini bisa juga ditulis
untuk menanggapi opini orang lain di media masa. Contohnya saya ingin
menanggapi opini dari Prof. Bagong Suyanto yang dimuat pada opini Kompas
tanggal 5 Januari 2018 dengan berjudul “Penurunan (semu) Kemiskinian”.
Bagaimana jika kita ingin menulis dengan
data-data BPS tanpa melihat berita yang sedang kekinian? silakan saja, bukankah
itu dalam rangka kita menyebarluaskan data-data BPS. agar lebih menarik dan
berpeluang besar dimuat di media, jangan lupa untuk selalu menyambungkannya
dengan fenomena dari kondisi sekarang. Contoh hubungkan BRS tentang wisatawan mancanegara dengan meletusnya Gunung Agung di Bali. Rilis BRS ketenagakerjaan dengan fenomena tutupnya banyak gerai retail. bagaimana serapan tenaga kerja di sketor perdagangan, dan lain-lain.
Saya sendiripun masih banyak belajar untuk menulis yang lebih baik dan bermanfaat. Semoga sharing ini bermanfaat untuk kawan-kawan semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar