Halaman

Selasa, 23 Januari 2018

Road To Kompas

Menulis bagi saya merupakan sesuatu yang baru. Meski udah cukup lama (baru 12 tahun di BPS siiiih) bergelut dengan angka, namun untuk menulis di media masa baru mencoba tahun 2015. Berawal dari kepindahan ke Banten setelah 8 tahun lebih menikmati merantau di Timika, ada rasa gelisah galau merana karena pekerjaan yang padat seolah tidak ada habisnya. Sempat kepikiran kalau saya begini-begini terus ga akan ada peningkatan, hanya akan mengulang pekerjaan yang sama setiap tahunnya.
Kenapa saya ga nyoba nulis ke koran saja ya? Jadilah tulisan perdana saya yang berjudul “Kemiskinan di Perdesaan”. Sehari, dua hari, hingga seminggu belum muat juga. Yasudahlah mungkin memang tidak layak muat. Daaaaaan ternyata pas sepuluh hari setelah pengiriman, di tanggal 26 september 2015 tulisan perdana saya mejeng dengan cantiknya di koran Radar Banten. Ini adalah semangat baru saya.
Meski masih level koran lokal banyak berkah yang saya peroleh. Salah satunya beberapa kenalan di SKPD akan sms atau ngeWA saya, kalo muncul tulisan saya di koran. Atau mitra BPS yang lapor, saya sering liat ibu di koran lho. Dan Kabidsos (Pak Hanif) jg bilang “ketika saya ke Untirta (salah satu universitas negeri di Serang), Tasmilah lebih dikenal daripada saya”. Maaf bos.
Dan puncaknya ketika mendapat undangan istimewa dari Direktur Kesra (Pak Gantjang Amanullah) untuk mengikuti workshop menulis di Bintaro. Itupun berawal ketika beliau sedang pengawasan riskesdas di kota Serang dan dibisiki oleh Pak Kabid kalo saya sering nulis di koran. Meski agak galau karena membawa baby Fahma sekaligus teteh yang ngasuh, akhirnya saya berangkat juga.
Ketika mengikuti workshop menulis, saya mendapat tambahan motivasi yang luar biasa dari Pak Sairi, sekaligus materi yang sangat bermanfaat dari para mentor. Di pelatihan tersebut ada seorang Bapak yang bilang, saya udah baca semua tulisan mbak Tasmilah. Darimana Bapak tahu? Beliau bilang ya tahulah.
Penasaran, akhirnya saya cari di daftar peserta, oalaahhh yang tadi itu Pak Eko Oesman, Kabag Humas. (Maklum Pak, saya orang daerah kurang mengenal seleb-seleb di Pusat. Mungkin saya perlu agak jauh mainnya, hehehe). Pantesan beliau tahu, wong saya ngirim 47 tulisan ke humas untuk dikompilasi. Pun saat beliau bilang, mbak Tasmilah ini udah nulis di 10 koran. Batin saya masak sih, soalnya saya ga pernah ngitung. Ternyata memang benar, sudah ada 10 koran yang memuat tulisan cupu saya saat itu. Dan kini setelah dihitung ada 68 tulisan yang muat di 14 koran mulai dari Suara Merdeka, Radar Banten, Kabar Banten, Warta Banten, Banten Raya, Banten Pos, Satelitnews, Tangsel Pos, Balipos, Galamedia, Bhirawa, Analisa, Suara Pembaruan, hingga yang terbaru di Kompas.
Setelah mencoba 11 kali ngirim ke Kompas akhirnya bisa tembus juga. Hampir putus asa, dan sempat terlontar apa mungkin karena saya bukan pejabat atau tokoh kali yaa, jadi susah banget tembus di Kompas. Tapi prasangka itu terpatahkan saat tulisan sederhana berjudul “Memaknai Angka Kemiskinan” nangkring di halaman 6 Kompas tanggal 20/1/2018.
Waktu nulis inipun awalnya sempet kederrr juga, masak iya saya akan menjawab opini seorang guru besar. Tapi dorongan dari kanjeng abi sangat kuat, udah tulis aja. Itupun udah pesimis karena lewat seminggu belum juga muat. Hingga akhirnya setelah 12 hari pengiriman berhasil dimuat juga di Kompas. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah.
Selalu ada tulisan cupu untuk puluhan tulisan selanjutnya. Akan ada belasan kali penolakan hingga akhirnya muat juga. Pelatihan menulis sejatinya ada pada praktek menulis itu sendiri. Semangat memulai, semangat juga untuk melewati setiap fase perjalanannya. Sama-sama belajar dan saling menyemangati. Mohon maaf jika saya masih norak-norak bergembira.

2 komentar:

  1. Ini mah ga norak mba, tapi menginspirasiiiii sekaliiiiii....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe..makasih..teuteup norak norak bergembira..

      Hapus

#138 Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

  (Dimuat di Kolom Opini Republika, 25 November 2022) Perekonomian Indonesia mampu tumbuh mengesankan di tengah ancaman resesi global saat i...