Halaman

Kamis, 23 Juni 2016

Pilkada, Momen Perbaikan Untuk Banten


Pada tahun 2017 Propinsi Banten akan menyelenggarakan perhelatan akbar berupa pemilihan kepala daerah secara langsung untuk ketiga kalinya. Banyak kandidat yang sudah mulai memperkenalkan diri dengan jargon-jargon andalannya. Barkarya Untuk Banten, Mengabdi Untuk Banten, Untuk Banten yang lebih baik, Banten Pasti Bisa adalah beberapa jargon yang digunakan oleh kandidat yang akan maju di ajang Pilkada Gubernur tahun depan. Jargon-jargon tersebut diharapkan menjadi brand dari masing-masing calon yang mampu menarik konstituen di Propinsi Banten.
Selain itu jargon-jargon tersebut juga mengandung kata-kata yang penuh harapan dan optimisme. Semua kandidat ingin memberikan yang terbaik untuk kemajuan Banten. Sehingga diharapkan dari gelaran pilkada tahun depan akan terpilih pemimpin daerah yang profesional, integritas, dan amanah untuk menuju Banten yang lebih baik.
Dalam 16 tahun usianya, Propinsi Banten telah mencapai banyak kemajuan dalam pembangunan. Pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan menjadikan manusia tidak hanya sebagai subyek pembangunan namun juga menjadikan manusia sebagai objek atau tujuan dari pembangunan itu sendiri. Menilik capaian pembangunan manusia di Provinsi Banten yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), telah terjadi kenaikan dari 65,3 pada tahun 2001 menjadi 69,89 pada tahun 2014. Jika pada tahun 2001 Provinsi Banten menduduki posisi rangking 20 secara nasional, maka pada tahun 2014 naik ke posisi delapan diantara 34 provinsi di Indonesia. Peningkatan capaian indeks pembangunan manusia ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam melakukan pembangunan di seluruh sektor kehidupan termasuk juga pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tersebut dihitung dari angka harapan hidup, rata-rata sekolah, harapan lama sekolah, dan pengeluaran disesuaiakan.
Dari segi perekonomian regional, Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku pada tahun 2001 nilainya sebesar Rp. 50,215 triliun, sedangkan tahun 2014 nilai PDRB atas harga berlaku Provinsi Banten melesat hingga Rp. 432,764 Triliun atau mengalami kenaikan sebesar 861 persen dalam waktu 15 tahun. Selain itu selama 15 tahun telah terjadi pergeseran struktur perekonomian di Provinsi Banten. Jika pada tahun 2005 sektor pertanian berkontribusi 8,86 persen terhadap perekonomian Banten, maka pada tahun 2015 kontribusinya menurun menjadi 5,98 persen. Demikian juga untuk sektor industri pengolahan yang menopang perekonomian Banten sebesar 52,61 persen pada tahun 2000 mengalami penurunan kontribusi menjadi 33,48 persen pada tahun 2015. Meskipun sektor industri pengolahan masih mendominasi perekonomian Propinsi Banten, namun kontribusinya mengalami penurunan sehingga terjadi pergeseran struktur perekonomian dari sektor primer (pertanian dan pertambangan/penggalian) dan sektor sekunder (industri pengolahan, bangunan, dan listrik, air, gas) kepada sektor tersier (perdagangan dan jasa). Pergeseran ini menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi Banten semakin maju dan berkembang.
Apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2015 perekonomian Banten tumbuh sebesar 5,37 persen dan berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 4,79 persen. Sektor yang tumbuh melesat pada tahun 2015 adalah sektor informasi komunikasi, kontruksi, dan jasa keuangan dan asuransi. Kinerja perekonomian yang berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional ini tentu tidak hanya menguntungkan bagi dunia usaha maupun swasta, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan perekonomian yang tumbuh dan berkembang akan membuka kesempatan usaha dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Dengan demikian akan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat pada menurunnya tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin selama 12 tahun terakhir. Jika pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten sebanyak 9,22 persen, maka pada bulan September 2015 jumlah penduduk miskin turun menjadi 5,75 persen. Demikian juga untuk tingkat pengangguran mengalami penurunan dari 17,45 persen pada tahun 2003 menjadi 9,95 persen pada kondisi Bulan Agustus 2015.
Berbagai kemajuan yang telah dicapai tersebut hendaknya memacu calon pemimpin selanjutnya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Banten. Salah satu PR (pekerjaan rumah) untuk para calon pemimpin Banten yang akan maju dalam Pilkada 2017 adalah bagaimana mengatasi ketimpangan pembangunan sosial ekonomi di seluruh Kabupaten/Kota di Propinsi Banten. Karena pada kenyataannya hal tersebut masih menyisakan kesenjangan yang lebar antara pembangunan di Banten bagian utara dan Banten bagian selatan. Bahkan pada tahun 2014, kesenjangan tersebut semakin melebar antara Kota Tangerang Selatan yang meraih IPM tertinggi dan  Kabupaten Lebak yang memiliki angka IPM terendah di Banten.
Demikian juga untuk jumlah penduduk miskin di Banten Selatan lebih banyak jika dibandingkan dengan Banten Utara. Mengingat Banten Selatan lebih dominan sektor pertanian, maka untuk mengatasi kemiskinan tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sektor pertanian dan perikanan di daerah selatan. Sedangkan untuk Banten Utara, tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian Banten Utara lebih banyak didukung oleh industri pengolahan dengan padat modal asing yang bisa jadi nilai tambahnya tidak dinikmati secara seluruhnya untuk kemajuan Banten. Namun keberadaan industri pengolahan ini bagaikan magnet bagi penduduk usia produktif yang berbekal pendidikan tinggi untuk melakukan migrasi ke wilayah Banten Utara. Terlebih untuk Tangerang Raya yang merupakan kota satelit bagi Ibukota Jakarta.

Uraian di atas baru sebatas aspek pembangunan manusia dan ekonomi, belum menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, keuangan daerah, dan berbagai pelayanan masyarakat lainnya. Dan tak ada gading yang tak retak, tentu masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Dengan memetakan capaian kemajuan dan kekurangannya diatas, diharapkan menjadi salah satu acuan bagi calon pemimpin Banten selanjutnya untuk menawarkan program yang solutif yang mampu menyentuh akar persoalan di masyarakat. Dan Pilkada merupakan salah satu momen yang tepat untuk memilih pemimpin berkualitas untuk Banten yang lebih baik.

Dimuat di harian Radar Banten, 21 juni 2016 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#139 Kemiskinan Dalam Tekanan Inflasi

Tren penurunan jumlah penduduk miskin pasca pandemi sedikit terganggu dengan lonjakan inflasi yang terjadi pada akhir tahun 2022. Hal ini di...