Pada tahun 2017 Propinsi Banten akan menyelenggarakan perhelatan
akbar berupa pemilihan kepala daerah secara langsung untuk ketiga kalinya. Banyak
kandidat yang sudah mulai memperkenalkan diri dengan jargon-jargon andalannya.
Barkarya Untuk Banten, Mengabdi Untuk Banten, Untuk Banten yang lebih baik,
Banten Pasti Bisa adalah beberapa jargon yang digunakan oleh kandidat yang akan
maju di ajang Pilkada Gubernur tahun depan. Jargon-jargon tersebut diharapkan
menjadi brand dari masing-masing calon yang mampu menarik konstituen di
Propinsi Banten.
Selain itu jargon-jargon tersebut juga mengandung kata-kata yang
penuh harapan dan optimisme. Semua kandidat ingin memberikan yang terbaik untuk
kemajuan Banten. Sehingga diharapkan dari gelaran pilkada tahun depan akan
terpilih pemimpin daerah yang profesional, integritas, dan amanah untuk menuju
Banten yang lebih baik.
Dalam 16 tahun usianya, Propinsi Banten telah mencapai banyak
kemajuan dalam pembangunan. Pembangunan yang bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat dan menjadikan manusia tidak hanya sebagai subyek
pembangunan namun juga menjadikan manusia sebagai objek atau tujuan dari
pembangunan itu sendiri. Menilik capaian pembangunan manusia di Provinsi Banten
yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), telah terjadi kenaikan
dari 65,3 pada tahun 2001 menjadi 69,89 pada tahun 2014. Jika pada tahun 2001
Provinsi Banten menduduki posisi rangking 20 secara nasional, maka pada tahun
2014 naik ke posisi delapan diantara 34 provinsi di Indonesia. Peningkatan
capaian indeks pembangunan manusia ini tidak terlepas dari upaya pemerintah
dalam melakukan pembangunan di seluruh sektor kehidupan termasuk juga pelayanan
di bidang kesehatan dan pendidikan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tersebut
dihitung dari angka harapan hidup, rata-rata sekolah, harapan lama sekolah, dan
pengeluaran disesuaiakan.
Dari
segi perekonomian regional, Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku
pada tahun 2001 nilainya sebesar Rp. 50,215 triliun, sedangkan tahun 2014 nilai
PDRB atas harga berlaku Provinsi Banten melesat hingga Rp. 432,764 Triliun atau
mengalami kenaikan sebesar 861 persen dalam waktu 15 tahun. Selain itu selama
15 tahun telah terjadi pergeseran struktur perekonomian di Provinsi Banten.
Jika pada tahun 2005 sektor pertanian berkontribusi 8,86 persen terhadap
perekonomian Banten, maka pada tahun 2015 kontribusinya menurun menjadi 5,98
persen. Demikian juga untuk sektor industri pengolahan yang menopang
perekonomian Banten sebesar 52,61 persen pada tahun 2000 mengalami penurunan
kontribusi menjadi 33,48 persen pada tahun 2015. Meskipun sektor industri
pengolahan masih mendominasi perekonomian Propinsi Banten, namun kontribusinya
mengalami penurunan sehingga terjadi pergeseran struktur perekonomian dari
sektor primer (pertanian dan pertambangan/penggalian) dan sektor sekunder
(industri pengolahan, bangunan, dan listrik, air, gas) kepada sektor tersier
(perdagangan dan jasa). Pergeseran ini menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi
Banten semakin maju dan berkembang.
Apabila
dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2015 perekonomian Banten tumbuh
sebesar 5,37 persen dan berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional
yang tumbuh sebesar 4,79 persen. Sektor yang tumbuh melesat pada tahun 2015
adalah sektor informasi komunikasi, kontruksi, dan jasa keuangan dan asuransi.
Kinerja perekonomian yang berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional ini tentu
tidak hanya menguntungkan bagi dunia usaha maupun swasta, namun juga
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan perekonomian yang
tumbuh dan berkembang akan membuka kesempatan usaha dan menyerap lebih banyak
tenaga kerja. Dengan demikian akan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini terlihat pada menurunnya tingkat pengangguran dan jumlah
penduduk miskin selama 12 tahun terakhir. Jika pada tahun 2002 jumlah penduduk
miskin di Provinsi Banten sebanyak 9,22 persen, maka pada bulan September 2015
jumlah penduduk miskin turun menjadi 5,75 persen. Demikian juga untuk tingkat
pengangguran mengalami penurunan dari 17,45 persen pada tahun 2003 menjadi 9,95
persen pada kondisi Bulan Agustus 2015.
Berbagai kemajuan
yang telah dicapai tersebut hendaknya memacu calon pemimpin selanjutnya untuk
memberikan yang terbaik bagi masyarakat Banten. Salah satu PR (pekerjaan rumah)
untuk para calon pemimpin Banten yang akan maju dalam Pilkada 2017 adalah
bagaimana mengatasi ketimpangan pembangunan sosial ekonomi di seluruh Kabupaten/Kota di Propinsi Banten. Karena pada kenyataannya hal
tersebut masih menyisakan kesenjangan yang lebar antara pembangunan di Banten
bagian utara dan Banten bagian selatan. Bahkan pada tahun 2014, kesenjangan tersebut semakin
melebar antara Kota Tangerang Selatan yang meraih IPM tertinggi dan Kabupaten Lebak yang memiliki angka IPM
terendah di Banten.
Demikian juga untuk
jumlah penduduk miskin di Banten Selatan lebih banyak jika
dibandingkan dengan Banten Utara. Mengingat Banten Selatan lebih dominan sektor pertanian, maka untuk mengatasi
kemiskinan tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
sektor pertanian dan perikanan di daerah selatan. Sedangkan
untuk Banten Utara, tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian Banten Utara
lebih banyak didukung oleh industri pengolahan dengan padat modal asing yang
bisa jadi nilai tambahnya tidak dinikmati secara seluruhnya untuk kemajuan
Banten. Namun keberadaan industri pengolahan ini bagaikan magnet bagi penduduk usia produktif yang berbekal pendidikan tinggi untuk melakukan migrasi ke wilayah Banten Utara. Terlebih untuk Tangerang
Raya yang merupakan kota satelit bagi Ibukota Jakarta.
Uraian
di atas baru sebatas aspek
pembangunan manusia dan ekonomi, belum menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, keuangan daerah, dan berbagai pelayanan masyarakat
lainnya. Dan tak ada gading yang tak retak, tentu masih
banyak kekurangan yang harus dibenahi. Dengan memetakan capaian kemajuan dan kekurangannya
diatas, diharapkan menjadi salah satu acuan bagi calon pemimpin Banten
selanjutnya untuk menawarkan program yang solutif yang mampu menyentuh akar
persoalan di masyarakat. Dan Pilkada merupakan salah satu momen yang tepat untuk
memilih pemimpin berkualitas untuk Banten yang lebih baik.
Dimuat di harian Radar Banten, 21 juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar