Banten sebagai sebuah provinsi yang
baru berumur 16 tahun, merupakan salah satu kekuatan ekonomi nasional yang
layak untuk diperhatikan. Pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2015 sebesar 5,37
persen berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 4,79
persen. Selain itu peranan Banten dalam membentuk perekonomian nasional juga
mengalami peningkatan menjadi 4,14 persen setelah pada tahun sebelumnya berkontribusi
sebesar 4,04 persen. Pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan III 2016 sebesar
5,35 persen harus menjadi modal dalam meningkatkan perekonomian Banten pada
tahun 2017. Untuk meningkatkan kinerja perekonomian maka harus memberikan
perhatian pada sektor ekonomi yang potensial dan yang memberikan sumbangan
besar dalam membentuk perekonomian Banten.
Untuk mengetahui potensi
perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari struktur perekonomian dari
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Selama lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur perekonomian
di Provinsi Banten, dimana sektor industri pengolahan menjadi penopang terbesar
dalam perekonomian Provinsi Banten dengan kontribusi sebesar 33,48 persen. Sektor
lain yang memberikan sumbangan besar dalam membentuk perekonomian Banten adalah
sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 12,08 persen, sektor
transpotasi pergudangan 10,22 persen, dan sektor kontruksi 10,01 persen.
Sektor
Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan sebagai
kekuatan terbesar dalam perekonomian Banten mengalami penurunan kontribusi
dalam lima tahun terakhir dari 38,49 persen pada tahun 2011 menjadi 33,48
persen pada tahun 2015. Penurunan peranan ini disebabkan oleh perlambatan
pertumbuhan ekonomi pada sektor industri pengolahan pada tahun 2015 sebesar 3,30
persen atau lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada lima tahun
sebelumnya yang mencapai 5,25 persen. Perlambatan ini diakibatkan oleh menurunnya
permintaan produksi manufaktur dari luar negeri, mengingat bahwa industri
pengolahan di Banten berorientasi pada ekspor. Menurunnya permintaan ini disebabkan
oleh perlambatan ekonomi global di negara-negara tujuan ekspor. Penurunan
permintaan ini terlihat dari nilai
ekspor yang mengalami penurunan dari 10,2 Miliar USD pada tahun 2014 menjadi 9,0
Miliar USD pada tahun 2015. Sedangkan defisit neraca perdagangan masih
berlanjut hingga tahun 2015 meski mengalami penurunan dari -1,9 Miliar USD
menjadi -0,8 Miliar USD.
Untuk
tahun 2017 mendatang, kinerja sektor industri pengolahan masih sangat
tergantung pada kondisi pasar global. Dengan membaiknya perekonomian di negara
tujuan ekspor seperti Amerika dan China, harapannya akan kembali meningkatkan
permintaan produk manufaktur Banten sehingga akan meningkatkan nilai ekspor
kembali. Mengingat 97,58 persen produk ekspor Banten merupakan barang
manufaktur/hasil industri pengolahan.
Meski
neraca perdagangan luar negeri tahun 2016 mengalami surplus, namun hingga
Oktober 2016 total nilai ekspor banten sebesar 7.446,62 Juta USD atau mengalami
penurunan 1,76 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan
untuk impor hingga Oktober 2016 mencapai 6.948,32 juta USD atau mengalami
penurunan 14,99 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya impor non migas hingga 17,60 persen. Sedangkan
barang yang diimpor ke Banten sebanyak 94,65 persen merupakan bahan
baku/penolong untuk kegiatan industri.
Sektor
Pertanian
Sektor lain yang harus menjadi
perhatian utama pada tahun 2017 adalah sektor pertanian. Sektor pertanian di Provinsi
Banten berperan dalam membentuk perekonomian Banten sebesar 5,98 persen atau sedikit
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kontribusinya pada lima tahun
terakhir yaitu sebesar 5,90 persen. Meskipun sumbangan sektor pertanian dalam
menopang perekonomian Banten tidak besar, namun sektor ini sangat memiliki arti
penting mengingat hasil produksi pertanian merupakan kebutuhan pokok masyarakat
dan sektor pertanian menjadi tumpuan hidup bagi 674.670 tenaga kerja di Banten.
Sektor
pertanian yang tumbuh 7,08 persen pada tahun 2015 belum mampu mengangkat
kesejahteraan petani di Banten. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah
penduduk miskin di daerah perdesaan di Provinsi Banten dari 7,12 persen pada
Bulan September 2015 menjadi 7,45 persen pada Bulan Maret 2016. Sehingga hal
ini harus menjadi prioritas pembangunan sektor pertanian pada tahun 2017.
Pembangunan yang tidak hanya berorientasi dalam meningkatkan produksi pertanian
saja, namun bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani di Banten.
Sektor
Pariwisata
Sektor ekonomi potensial lainnya di
Provinsi Banten adalah sektor pariwisata. Pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi
melalui Dinas Kebudayaan pariwisata tengah gencar melakukan promosi wisata
unggulan Banten yang dikemas dalam “7 Wonderful Banten”. Ketujuh destinasi
wisata unggulan tersebut adalah Pantai Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung
Kulon, Pantai Sawarna, objek wisata masyarakat Baduy, Festival Cisadane, wisata
religi Banten Lama, dan mercusuar Anyer. Ketujuh
Potensi besar di bidang pariwisata
yang dimiliki oleh Banten ini harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur,
penyediaan fasilitas, serta pengelolaan kawasan secara profesional. Sehingga
dengan kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan akan semakin menarik minat
wisatawan untuk berkunjung ke Banten. Pengembangan kawasan wisata secara
otomatis akan meningkatkan perekonomian Banten sehingga kesejahteraan
masyarakat khususnya disekitar kawasan wisata juga akan meningkat. Sebagaimana
sektor pariwisata di Bali yang menjadi penopang terbesar dalam struktur
perekonomiannya.
Sektor yang akan terdampak dari
meningkatknya kunjungan wisatawan adalah sektor akomodasi (hotel/penginapan)
dan penyediaan makan minum/restoran. Pada tahun 2015 pertumbuhan sektor jasa
akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan sebesar 7,98 persen atau diatas pertumbuhan ekonomi
secara umum di Banten. Hal ini
terlihat dari jumlah tamu yang menginap di hotel pada tahun 2015 sebanyak 2,07
juta orang atau mengalami peningkatan sebanyak 0,27 juta orang dibanding tahun
sebelumnya. Dan pada tahun 2017 ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi di
sektor pariwisata dan sektor akomodasi serta rumah makan/restoran akan
mengalami peningkatan lebih tinggi seiring dengan gencarnya promosi yang
disertai dengan perbaikan dan pengembangan kawasan wisata di Banten.
Dimuat di harian Radar Banten, 19
Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar