Halaman

Sabtu, 17 Desember 2016

Meneropong Perekonomian Banten 2017


Banten sebagai sebuah provinsi yang baru berumur 16 tahun, merupakan salah satu kekuatan ekonomi nasional yang layak untuk diperhatikan. Pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2015 sebesar 5,37 persen berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 4,79 persen. Selain itu peranan Banten dalam membentuk perekonomian nasional juga mengalami peningkatan menjadi 4,14 persen setelah pada tahun sebelumnya berkontribusi sebesar 4,04 persen. Pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan III 2016 sebesar 5,35 persen harus menjadi modal dalam meningkatkan perekonomian Banten pada tahun 2017. Untuk meningkatkan kinerja perekonomian maka harus memberikan perhatian pada sektor ekonomi yang potensial dan yang memberikan sumbangan besar dalam membentuk perekonomian Banten.
Untuk mengetahui potensi perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari struktur perekonomian dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).  Selama lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur perekonomian di Provinsi Banten, dimana sektor industri pengolahan menjadi penopang terbesar dalam perekonomian Provinsi Banten dengan kontribusi sebesar 33,48 persen. Sektor lain yang memberikan sumbangan besar dalam membentuk perekonomian Banten adalah sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 12,08 persen, sektor transpotasi pergudangan 10,22 persen, dan sektor kontruksi 10,01 persen.
Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan sebagai kekuatan terbesar dalam perekonomian Banten mengalami penurunan kontribusi dalam lima tahun terakhir dari 38,49 persen pada tahun 2011 menjadi 33,48 persen pada tahun 2015. Penurunan peranan ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri pengolahan pada tahun 2015 sebesar 3,30 persen atau lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada lima tahun sebelumnya yang mencapai 5,25 persen. Perlambatan ini diakibatkan oleh menurunnya permintaan produksi manufaktur dari luar negeri, mengingat bahwa industri pengolahan di Banten berorientasi pada ekspor. Menurunnya permintaan ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi global di negara-negara tujuan ekspor. Penurunan permintaan ini terlihat dari nilai ekspor yang mengalami penurunan dari 10,2 Miliar USD pada tahun 2014 menjadi 9,0 Miliar USD pada tahun 2015. Sedangkan defisit neraca perdagangan masih berlanjut hingga tahun 2015 meski mengalami penurunan dari -1,9 Miliar USD menjadi -0,8 Miliar USD.
Untuk tahun 2017 mendatang, kinerja sektor industri pengolahan masih sangat tergantung pada kondisi pasar global. Dengan membaiknya perekonomian di negara tujuan ekspor seperti Amerika dan China, harapannya akan kembali meningkatkan permintaan produk manufaktur Banten sehingga akan meningkatkan nilai ekspor kembali. Mengingat 97,58 persen produk ekspor Banten merupakan barang manufaktur/hasil industri pengolahan.
Meski neraca perdagangan luar negeri tahun 2016 mengalami surplus, namun hingga Oktober 2016 total nilai ekspor banten sebesar 7.446,62 Juta USD atau mengalami penurunan 1,76 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk impor hingga Oktober 2016 mencapai 6.948,32 juta USD atau mengalami penurunan 14,99 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh menurunnya impor non migas hingga 17,60 persen. Sedangkan barang yang diimpor ke Banten sebanyak 94,65 persen merupakan bahan baku/penolong untuk kegiatan industri.
Sektor Pertanian
Sektor lain yang harus menjadi perhatian utama pada tahun 2017 adalah sektor pertanian. Sektor pertanian di Provinsi Banten berperan dalam membentuk perekonomian Banten sebesar 5,98 persen atau sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kontribusinya pada lima tahun terakhir yaitu sebesar 5,90 persen. Meskipun sumbangan sektor pertanian dalam menopang perekonomian Banten tidak besar, namun sektor ini sangat memiliki arti penting mengingat hasil produksi pertanian merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan sektor pertanian menjadi tumpuan hidup bagi 674.670 tenaga kerja di Banten.
Sektor pertanian yang tumbuh 7,08 persen pada tahun 2015 belum mampu mengangkat kesejahteraan petani di Banten. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan di Provinsi Banten dari 7,12 persen pada Bulan September 2015 menjadi 7,45 persen pada Bulan Maret 2016. Sehingga hal ini harus menjadi prioritas pembangunan sektor pertanian pada tahun 2017. Pembangunan yang tidak hanya berorientasi dalam meningkatkan produksi pertanian saja, namun bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani di Banten.
Sektor Pariwisata
Sektor ekonomi potensial lainnya di Provinsi Banten adalah sektor pariwisata. Pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kebudayaan pariwisata tengah gencar melakukan promosi wisata unggulan Banten yang dikemas dalam “7 Wonderful Banten”. Ketujuh destinasi wisata unggulan tersebut adalah Pantai Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon, Pantai Sawarna, objek wisata masyarakat Baduy, Festival Cisadane, wisata religi Banten Lama, dan mercusuar Anyer. Ketujuh
Potensi besar di bidang pariwisata yang dimiliki oleh Banten ini harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur, penyediaan fasilitas, serta pengelolaan kawasan secara profesional. Sehingga dengan kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan akan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Banten. Pengembangan kawasan wisata secara otomatis akan meningkatkan perekonomian Banten sehingga kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar kawasan wisata juga akan meningkat. Sebagaimana sektor pariwisata di Bali yang menjadi penopang terbesar dalam struktur perekonomiannya.

Sektor yang akan terdampak dari meningkatknya kunjungan wisatawan adalah sektor akomodasi (hotel/penginapan) dan penyediaan makan minum/restoran. Pada tahun 2015 pertumbuhan sektor jasa akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan sebesar  7,98 persen atau diatas pertumbuhan ekonomi secara umum di Banten. Hal ini terlihat dari jumlah tamu yang menginap di hotel pada tahun 2015 sebanyak 2,07 juta orang atau mengalami peningkatan sebanyak 0,27 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2017 ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata dan sektor akomodasi serta rumah makan/restoran akan mengalami peningkatan lebih tinggi seiring dengan gencarnya promosi yang disertai dengan perbaikan dan pengembangan kawasan wisata di Banten.
Dimuat di harian Radar Banten, 19 Desember 2016 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#139 Kemiskinan Dalam Tekanan Inflasi

Tren penurunan jumlah penduduk miskin pasca pandemi sedikit terganggu dengan lonjakan inflasi yang terjadi pada akhir tahun 2022. Hal ini di...