Pada
tahun 2017, Propinsi Banten akan melaksanakan pagelaran akbar berupa Pemilihan
Kepala Daerah secara langsung untuk ketiga kalinya. Terdapat dua kandidat yang
akan bertarung dalam Pilkada tersebut yaitu pihak petahana yang berprestasi dan
pihak penantang yang juga sudah berpengalaman dalam dunia birokrasi.
Masing-masing calon akan beradu dalam ide dan gagasan untuk Banten yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Untuk
menciptakan ide dan gagasan tersebut diperlukan data yang akurat sehingga
program yang direncanakan akan lebih tepat sasaran demi kemajuan Banten.
Program yang ditawarkan tidak hanya popular dan menjual saja, namun juga mampu
diaplikasikan secara realistis sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial
di daerah. Selain untuk merumuskan perencanaan dan program, kebutuhan akan data
juga sangat diperlukan dalam evaluasi kebijakan dan pembangunan. Sebagai
lembaga yang diamanahi oleh Undang-Undang untuk menyelenggarakan kegiatan
statistic dasar, Badan Pusat Statistik (BPS) telah berkomitmen untuk
menyediakan data statistik terpercaya untuk semua.
Tidak
terkecuali untuk Propinsi Banten, data tentang sosial ekonomi yang akurat berguna
sebagai salah satu modal untuk memetakan potensi dan melejitkannya menjadi
sebuah kekuatan ekonomi baru bagi Propinsi Banten. Data yang disajikan BPS
meliputi data bulanan, triwulanan, maupun tahunan yang meliputi seluruh sektor sosial
ekonomi dari data pertanian hingga data inflasi, dari data pengangguran hingga
data pertumbuhan ekonomi, dan dari data kemiskinan hingga data Indek Pembangunan
Manusia. Data tersebut mencerminkan potret dilapangan secara langsung sekaligus
menggambarkan potensi yang dimiliki oleh oleh Propinsi Banten.
Sebagai
daerah yang dekat dengan ibukota negara, maka sangat memungkinkan Banten
menjadi kekuatan penyangga bagi ibukota Jakarta. Didukung dengan fasilitas
seperti pelabuhan Merak dan Cigading, Bandara internasional Soekarno-Hatta,
jalan tol Jakarta-Merak hingga akses ke pelabuhan Tanjung Priok yang semakin
mudah, menjadikan Banten sebagai tujuan investasi bagi pemilik modal baik dalam
maupun luar negeri.
Propinsi
Banten sebagai salah satu kekuatan ekonomi Indonesia, menyumbang perekonomian
nasional sebesar 4,14 persen atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
dengan kontribusi sebesar 4,04 persen. Selain itu pertumbuhan ekonomi Banten
pada tahun 2015 sebesar 5,37 persen dan berada diatas pertumbuhan ekonomi
nasional yang tumbuh sebesar 5,04 persen, menjadikan Banten memiliki potensi
ekonomi yang menjanjikan. Capaian kinerja ekonomi tersebut menjadi peluang bagi
Banten untuk menarik lebih banyak investor guna menanamkan modalnya di Banten.
Harapannya dengan iklim usaha yang semakin kondusif, akan semakin banyak
investor yang menanamkan modalnya, sehingga akan meningkatkan perekonomian yang
pada akhirnya akan mensejahterakan penduduk Banten.
Perekonomian
Banten yang sebagian besar ditopang oleh sektor industri pengolahan, sangat
membutuhkan investasi guna melakukan ekspansi dan meningkatkan produksi
manufakturnya. Karena industri manufaktur di Banten berorientasi ekspor, maka
sangat tergantung oleh perekonomian global terutama perekonomian negara-negara
tujuan ekspor. Terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
harapannya produk manufaktur Banten akan mampu bersaing sehingga akan
memperluas pemasaran yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan dan
produksi. Jangan sampai jumlah penduduk yang besar ini hanya sebagai target
pemasaran bagi produk-produk impor yang membanjiri Indonesia.
Jika
sektor industri manufaktur di Banten lebih berorientasi pada pasar
internasional, lalu bagaimana dengan peluang pasar dalam negeri sendiri? Dengan
jumlah penduduk mencapai 12,2 juta jiwa pada tahun 2016, dan dengan jumlah
kelas menengah yang semakin banyak, maka sangat memungkinkan Banten menjadi
wilayah yang pertumbuhannya sangat cepat. Dengan dukungan Sumber Daya Manusia
yang cukup tinggi, yang ditandai dengan Indeks Pembangunan Manusia mencapai 70,24
atau menempati peringkat ketiga di Pulau Jawa dan peringkat kedelapan di
Indonesia, sangat memungkinkan bagi Propinsi Banten untuk bersaing dengan
propinsi lain di Indonesia.
Selain
potensi sumber daya manusia, sektor lain yang memiliki potensi besar dalam
perekonomian Banten adalah sektor pariwisata. Banten merupakan salah satu
propinsi yang memiliki daya tarik wisata pantai, wisata budaya, hingga wisata
religi yang menjadikan Propinsi Banten sebagai tujuan wisata bagi turis
domestik maupun mancanegara.
Terlebih
lagi pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata yang menjadi prioritas
pengembangan pada tahun 2016, dan salah satunya adalah Tanjung Lesung yang
terletak di Propinsi Banten. Tanjung Lesung menjadi prioritas utama destinasi
pariwisata merupakan peluang bagi Propinsi Banten untuk mengoptimalkan potensi yang ada.
Potensi besar di bidang pariwisata yang dimiliki oleh Banten ini harus
dibarengi dengan pembangunan fasilitas yang mendukung. Sehingga dengan
kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan akan semakin menarik minat wisatawan
untuk berkunjung ke Banten. Pengembangan kawasan wisata Tanjung Lesung dan
kawasan wisata lainnya secara otomatis akan meningkatkan perekonomian Banten
sehingga kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar kawasan wisata juga akan
meningkat. Karena dengan berkembangnya sektor pariwisata, maka akan
menggerakkan sektor ekonomi lain seperti penginapan/hotel, penyediaan makan
minum/restoran, transportasi hingga usaha kecil yang dikelola oleh masyarakat.
Pada
tahun 2015 pertumbuhan sektor jasa akomodasi dan makan minum mengalami
pertumbuhan sebesar 7,98 persen. Hal ini
juga terlihat dari jumlah tamu yang menginap di hotel pada tahun 2015 sebanyak 2,07
juta orang yang terdiri dari 1,84 juta wisatawan domestik dan 0,23 juta
wisatawan mancanegara atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Potensi-potensi
yang terserak tersebut harus mampu dimanfaatkan sebagai peluang guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Banten. Sedangkan untuk mendukung
proses pembangunan ekonomi, salah satu langkah yang telah dilakukan oleh
pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) adalah dengan melakukan Sensus
Ekonomi 2016 pada bulan Mei silam guna memetakan struktur perekonomian menurut
jenis usaha. Harapannya data yang dihasilkan akan mampu menjadi landasan yang
akurat dalam perencanaan pembangunan dan evaluasi kebijakan pada masa yang akan
datang.
Dimuat di harian Satelit News, 11 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar