Anak-anak adalah generasi penerus pada masa yang akan datang.
Mereka adalah pemimpin pada masanya kelak. Di tangan merekalah masa depan
bangsa ini akan dilanjutkan. Apakah akan mengantarkan bangsa ini pada kejayaan,
hingga menjadikan Indonesia sebagai sepenggal firdaus di muka bumi yang penuh
keindahan dengan masyarakat aman dan sejahtera? Ataukah mengantarkan Indonesia menjadi
bangsa yang terpuruk yang tidak mampu berdiri diatas kaki sendiri hingga menjadi
beban negara-negara lain?
Menurut badan Pusat Statistik jumlah penduduk yang berusia 0-14
tahun saat ini sebanyak 27,3 persen atau sekitar 69,59 juta jiwa. Dalam 20
hingga 30 tahun mendatang, mereka akan menjadi manusia dewasa yang siap menangguung
amanah dalam membangun Indonesia. Terlebih pada tahun 2020-2030, Indonesia akan
mengalami suatu masa keemasan yang bernama bonus demografi. Dikatakan bonus demografi
karena setiap negara hanya akan memperoleh masa emas tersebut hanya satu kali saja.
Pada masa bonus demografi tersebut, usia produktif lebih banyak sehingga angka
ketergantungan semakin kecil. Dengan tingginya penduduk usia produktif
diharapkan mampu secara optimal berkontribusi dalam pembangunan ekonomi maupun
pembangunan manusia di Indonesia. Hal yang tidak kita harapkan adalah jangan
sampai dari segi usia tergolong produktif namun dari segi kualitas rendah, baik
dari pendidikan, ketrampilan, kesehatan, maupun dari segi karakter dan sikap.
Sehingga dengan kondisi demikian tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain
dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Jangan sampai pula, usia emas
tersebut menambah beban negara, dengan tingginya sosial
cost yang harus dikeluarkan negara sebagai akibat dari rendahnya kualitas
SDM di Indonesia.
Untuk menyongsong
era bonus demografi dan era-era selanjutnya tersebut, kita harus mulai
mempersiapkan dari sekarang. Darimana kita memulai? Sumber daya manusia yang
akan menjadi subjek sekaligus objek pada masa tersebut saat ini mereka masih anak-anak.
Jadi mulai dari merekalah kita akan mempersiapkan generasi yang siap
menyongsong masa depan bangsa ini. Generasi berkualitas yang tidak hanya ungul secara
intelektual, namun generasi berkarakter yang penuh tanggungjawab. Menurut praktisi
pendidikan Prof. Suyanto Ph.D, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama dalam lingkup
keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pembentukan karakter bukanlah perkara mudah yang bisa dibentuk dalam
waktu yang instan dan singkat melalui pelatihan maupun seminar kepribadian. Namun
karakter ini harus dibiasakan dalam waktu yang lama dan diperlukan keteladanan.
Sehingga diperlukan lingkungan yang mendukung anak dalam proses pembentukan
karakter tersebut. Baik itu lingkungan keluarga, sekolah, hingga lingkungan
sosial masyarakat. Dari tiga lingkungan tersebut, keluarga menjadi elemen yang
sangat penting dalam pendidikan anak. Keluarga merupakan elemen terkecil namun
berpengaruh sangat besar dalam masa depan anak. Pendidikan anak menjadi hal
yang tidak boleh kita lupakan dan abaikan. Karena mulai dari anak-anaklah,
karakter dan nilai-nilai luhur mulai dibentuk.
Keluarga tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk melanjutkan
keturunan saja, namun lebih dari itu. Keluarga adalah tempat pendidikan pertama
dan utama bagi anak. Di rumahlah anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya
dalam pembentukan karakter dan jiwanya. Selain itu pendidikan karakter serta
nilai-nilai kebaikan dan moral perlu pembiasaan dari kecil hingga dewasa. Anak-anak
ibarat spon yang mudah menyerap berbagai
nilai. Sehingga jika bukan nilai-nilai kebaikan yang kita tanamkan maka
nilai-nilai keburukanlah yang akan diserap oleh anak. Dan hal ini tentu membutuhkan
keteladanan tidak hanya dari orang tua, namun juga seluruh anggota keluarga. Jika
keluarga diibaratkan sebuaha sekolah maka peran orang tua adalah sebagai guru
yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan penuh selama 24 jam sehari.
Pada saat ini kita dapati banyak anak-anak Indonesia yang
berprestasi tidak hanya di kancah nasional namun juga internasional. Jika saat
ini banyak anak-anak kita yang memenangkan medali emas di ajang olimpiade sains
internasional, menang dalam kontes robotik internasional, hingga berprestasi
dalam ajang olahraga mapun seni internasional, tentu kita mengaharapkan kelak mereka
menjadi generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter. Bukan generasi yang
mudah putus asa, bukan generasi yang mudah memutuskan untuk mengkahiri hidup
hanya karena ditolak porposal skripsinya maupun putus asa karena merasa kurang diperhatikan.
Namun generasi yang kita harapkan adalah generasi yang tangguh, yang tidak
mudah menyerah dan penuh tanggung jawab dalam menjalani pilihannya.
Jika saat ini kita banyak membaca dan mendengar berita tentang
kasus bulliying yang dilakukan oleh anak-anak, kasus pengguna dan pengedar
narkoba oleh anak-anak. Maka itulah kenyataan yang harus segera dicari
penyelesainnya. Bahwa tidak cukup menyerahkan pendidikan anak-anak kepada
sekolah dan lingkungan. Tidak cukup menyerahkan anak-anak bermasalah pada panti
rehabilitasi. Namun kembali perlu menguatkan peran keluarga dalam pendidikan
anak. Perlu mendidik anak dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang serta
keteladanan. Sekali lagi, anak-anak memerlukan keteladanan sehingga mempunyai
role model, contoh dalam menerapkan nilai-nilai karakter kebaikan tersebut.
Tidak perlu berlebihan dalam melindungi anak, karena hal tersebut akan
menjadikan anak bermental manja, tidak memiliki tanggungjawab dan daya juang.
Namun juga tidak mengedepankan kekerasan dalam mendidik anak, karena hal tersebut
akan menjadikannya pemberontak yang berpotensi menjadi pelaku bulliying di luar
rumah.
Mendidik anak harus dengan proposional, ada saatnya memberikan
pujian namun ada saatnya pula memberikan hukuman yang mendidik. Sehingga anak
mengerti akan arti sebuah tanggung jawab dan paham konsekuensi dari setiap
pilihan. Tidak ada kata terlambat untuk menyadari arti pentingnya keluarga
dalam pendidikan anak. Demikian juga tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Mari jadikan anak Indonesia menjadi generasi berkualitas yang berkarakter
unggul penuh dengan nilai-nilai yang luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar