Harga minyak dunia jatuh kembali pada Selasa 9 Februari 2016 (Rabu pagi WIB), setelah
Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan harga bisa turun lebih lanjut
karena meningkatnya kelebihan pasokan dan melemahnya pertumbuhan permintaan
global. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk
pengiriman Maret turun 1,75 dolar AS (5,9 persen) menjadi berakhir di 27,94
dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah
Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan minyak mentah Eropa, turun menjadi
30,32 dolar AS per barel (Republika 10/2).
Harga ini merupakan harga minyak
mentah terendah dalam 12 tahun terakhir. Penyebab anjloknya harga minyak dunia
adalah melimpahnya pasokan minyak dunia yang berasal dari negara-negara
penghasil minyak. Terlebih lagi dengan dibukanya kembali embargo sangsi Iran
sehingga produksi minyak bertambah 400 ribu barel per hari. Dengan melimpahnya
pasokan minyak dunia ini, mengakibatkan harga minyak dunia masih tertekan hingga
sekarang.
Sebagai salah satu negara penghasil
minyak yang tergabung dalam OPEC, maka setiap perubahan harga minyak tentu akan
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia
yaitu berupa perubahan pada pendapatan negara Indonesia. Menurunnya
harga minyak dunia seperti saat ini tentunya secara pasti akan menurunkan
pendapatan negara dari sektor minyak dan gas. Dalam postur Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) harga asumsi minyak mentah dipatok sebesar 50 dolar AS
per barel. Dengan anjloknya harga minyak mentah hingga mencapai 30 dolar AS per
barel maka pendapatan dari sektor migas yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh)
minyak dan gas (migas) serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga
mengalami penurunan. Dari data Kementerian Keuangan, setiap perubahan atau
penurunan harga minyak mentah Indonesia sebesar 1 dolar AS, maka berpengaruh
terhadap pendapatan negara berkurang Rp 3,5 triliun sampai Rp 3,9 triliun.
Sementara imbasnya ke PNBP terjadi koreksi Rp 2,7 triliun sampai Rp 3,1
triliun.
Selain berdampak terhadap
pendapatan negara, penurunan harga minyak dunia ini akan mengakibatkan pengurangan
produksi oleh perusahaan minyak di tanah air. Dengan alasan efisiensi maka akan
terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja. Pengurangan jumlah tenaga kerja ini
akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja yang secara otomatis akan
meningkatkan angka pengangguran di Indonesia yang jumlahnya 6,18 persen pada
kondisi Agustus 2015.
Meskipun
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak di dunia, namun
Indonesia juga merupakan negara pengimpor minyak mentah. Hal ini disebabkan
minyak mentah yang dihasilkan oleh perut bumi Indonesia memilki kualitas bagus
yang kualifikasinya kurang sesuai dengan kebutuhan bahan bakar minyak di
Indonesia. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak yang mencapai lebih
dari 1,5 juta barel per hari Indonesia melakukan impor minyak mentah dari luar
negeri, dan salah satunya dari Singapura. Dengan kenyataan demikian, maka
penurunan harga minyak ini akan mengurangi pengeluaran belanja minyak
pemerintah dari luar negeri. Karena harga BBM di Indonesia penetapannya sesuai
dengan mekanisme pasar sesuai harga keekonomian, maka penurunan harga minyak
mentah dunia tersebut seharusnya menurunkan juga harga bahan bakar minyak di
Indonesia. Karena bahan bakar minyak di Indonesia bahan bakunya diimpor dari
luar negeri, maka ketika harga bahan baku turun akan mengakibatkan ongkos produksi
juga akan turun. Selain itu BBM juga sebagai salah satu komponen pengeluaran
dalam produksi barang maupun jasa, maka ketika harga BBM turun akan menurunkan ongkos
produksi yang pada akhirnya akan menurunkan harga komoditas barang dan jasa di
pasar. Namun apakah fakta yang terjadi di lapangan demikian? Karena ketika
harga barang dan jasa di pasar sudah mengalami kenaikan, maka akan sulit untuk kembali
turun.
Namun ada satu hal yang tidak boleh
dilupakan, yaitu ketika harga BBM turun maka hal tersebut akan meningkatkan
daya beli masyarakat. Secara sederhana ketika sekarang harga bensin 7.050
rupiah per liter kemudian turun menjadi 5.600 rupiah per liter, maka ada
selisih 1.450 rupiah untuk setiap liter bensin. Selisih harga 1.450 rupiah
inilah yang akan meningkatkan daya beli masyarakat, karena sisa uang tersebut
bisa dimanfaatkan untuk dibelanjakan barang dan jasa lainnya untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Jika kebutuhan BBM Indonesia per hari 1,5 juta barel per hari,
berarti ada peningkatan daya beli oleh masyarakat sebesar 0,345 triliun rupiah per
hari atau 10,37 triliun rupiah per bulan. Peningkatan daya beli masayarakat ini
akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan produksi dan secara tidak langsung akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,79 persen atau mengalami
perlambatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 5,02 persen.
Sehingga diperlukan stimulus dari sisi permintaan untuk kembali meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan bertambahnya permintaan dan
produksi maka akan meningkatkan permintaan bahan baku produksi, penyerapan
tenaga kerja, yang pada akhirnya akan membuka peluang ekonomi baik secara
formal maupun informal di masyarakat. Jadi perputaran uang di masyarakat akan
menggerakkan perekonomian sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Namun jika harga BBM di Indonesia tidak diturunkan, maka hal
tersebut akan menghemat keuangan negara, karena adanya selisih antara belanja
minyak mentah dari luar negeri dan harga jual BBM ke masyarakat. Akumulasi
keuntungan yang diperoleh pemerintah akibat anjloknya harga minyak mentah dunia
ini harus secara transparan dilaporkan dan dikembalikan kepada masyarakat,
misalnya untuk antisipasi saat harga minyak dunia kembali naik mencapai 40-60
dolar AS per barel. Keuntungan tersebut dapat juga dialokasikan sepenuhnya
untuk kepentingan rakyat dengan pembangunan infrastruktur jalan raya, fasilitas
kesehatan, pendidikan yang kemanfaatannya bisa langsung dinikmati oleh rakyat
Indonesia.
Dimuat di harian Banten Raya, 12 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar