Di
era kamajuan teknologi dan komunikasi yang semakin canggih seperti sekarang
ini, segala bentuk interaksi bisa dengan mudah dilakukan tanpa terkendala ruang
dan waktu. Tidak terkecuali kegiatan transaksi jual beli barang dan jasa secara
online. Fenomena bisnis online dan belanja online ini juga
terjadi di Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika para pelaku bisnis online
ini mendeklarasikan hari belanja online nasional (Harbolnas) yang jatuh pada setiap
tanggal 12 Desember.
Pada
event tersebut, banyak toko online
yang menwarkan produk-produk berkualitas dengan promo/diskon yang menarik.
Dengan system pembayaran yang mudah melalui transfer bank, cicilan kartu kredit
dengan bunga 0 persen, klikpay, hingga pembayaran di rumah atau lokasi tertentu
dengan Cash On Delivery (COD). Besarnya
antusiasme masyarakat Indonesia terhadap belanja online ini terlihat pada nilai
transaksi pada 3 hari belanja yaitu 10-12 Desember 2015 yang mencapai 2,1
Triliun Rupiah. Bahkan e-commerce seperti Matahari Mall hingga Bukalapak
mengakui bahwa transaski di toko online mereka meningkat hingga 10 kali lipat
pada event tersebut.
Fenomena
belanja online sudah sangat besar
bagaikan candu yang bisa membuat
ketagihan pelakunya. Dengan kemudahan teknologi informasi didukung dengan
maraknya penjualan smartphone yang
murah, hal ini menyebabkan akses terhadap internet dan transaksi online (daring)
semakin meningkat. Masyarakat Indonesia terutama kaum muda sangat akrab dengan
situs-situs belanja seperti Lazada, Tokopedia, Olx, Bhinneka, Zalora,
Bukalapak, FJB Kaskus, dan masih banyak toko online lainnya. Toko online
tersebut menawarkan kemudahan bertransaksi, baik bagi pelaku usaha maupun bagi
konsumen. Bagi pelaku usaha, mereka tidak perlu repot menyediakan tempat usaha
dengan segala perijinannya, sedangkan bagi konsumen kegiatan belanja online ini sangat menghemat waktu dan
tenaga. Konsumen bisa memilih barang-barang kebutuhan tanpa harus meninggalkan
rumah bahkan tanpa harus beranjak dari tempat tidur.
Animo
masyarakat yang tinggi terhadap belanja online
ini juga didukung oleh meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah di
Indonesia. Kelas menengah di Indonesia adalah penduduk dengan pendapatan
perkapita minimal sebanyak USD 3.000/kapita/tahun. Jika pada tahun 2011 jumlah
kelas menengah di Indonesia berjumlah 130 juta jiwa, pada tahun 2015 jumlah
kelas menengah di Indonesia meningkat hingga 170 juta jiwa atau lebih dari 66
persen dari seluruh penduduk Indonesia. Meningkatnya jumlah kelas menengah di
Indonesia ini menaikkan permintaan terhadap barang-barang berkualitas yang
memiliki nilai gengsi tinggi. Apalagi karakter dari kelas menengah ini adalah
masyarakat yang berselera tinggi dengan
tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi yang mumpuni. Selain
menginginkan barang yang berkualitas, kelas menengah Indonesia ini juga
menginginkan system belanja yang mudah dan nyaman. Bagaikan gayung bersambut,
meningkatnya kelas menengah ditangkap sebagai peluang pasar yang potensial bagi
pelaku bisnis online. Toko online ini berlomba menyediakan barang
berkualitas dengan segala kemudahan pembayaran mulai dari diskon yang besar
hingga cicilan kredit dengan bunga 0 persen.
Dilihat
dari sektor ekonomi, bisnis online
ini potensinya sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Dari data Bank
Indonesia memperlihatkan bahwa transaksi online
pada tahun 2014 cukup besar hingga mencapai Rp. 34,9 Triliun. Tahun depan diperkirakan
nilai transaksi online ini akan
meningkat hingga Rp. 224,9 Triliun. Jika pada tahun 2014 sektor perdagangan
memberikan sumbangan sebesar 13,38 persen terhadap perekonomian Indonesia, maka
dalam beberapa tahun kedepan sektor perdagangan akan semakin besar
kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat pada
pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan pada tahun 2014 sebesar 4,84 persen.
Selain
nilai ekonomi yang besar terhadap sektor perdagangan, keberadaan bisnis online juga memberikan efek ganda
terhadap sektor ekonomi yang lain. Karena dalam bisnis online ini antara penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung
seperti halnya pasar konvensional, maka diperlukan fasilitas layanan yang
mendukung kegiatan transaksi. Sektor yang secara langsung terkena imbas dari
tumbuhnya bisnis ini adalah sektor angkutan dan komunikasi. Karena penjual dan
pembeli terpisahkan oleh jarak, maka diperlukan jasa pengiriman barang dari
mulai ekspedisi darat, laut, hingga udara. Dengan meningkatnya transaksi bisnis
online ini semakin meningkat pula
lalu lintas pengiriman barang. Sektor lain yang ikut terdorong adalah sektor
informasi dan perbankan. Karena dalam melakukan bisnis online ini, antara penjual dan pembeli harus terhubung dengan
internet, sehingga permintaan akan jasa komunikasi akan meningkat. Demikian
juga, karena faktor jarak yang memisahkan antara penjual dan pembeli, maka
diperlukan jasa perbankan untuk pembayaran melalui transfer tunai ataupun
penggunaan kartu kredit.
Mengingat besarnya potensi perekonomian yang
ditimbulkan dari bisnis online ini,
diperlukan kehadiran pemerintah untuk mengatur dan menjamin keamanan dalam
melakukan transaksi online.
Keberadaan bisnis online ini berbeda
dengan bisnis offline yang
keberadaanya bisa terlihat dan diketahui. Karena bisnis online tidak memerlukan tempat khusus usaha sehingga tidak
mengherankan jika keberadaan bisnis online
ini jarang tercover dalam kegiatan pendataan
ekonomi. Dalam rangka pemerintah hadir dalam kegiatan ekonomi, pemerintah
melalui Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan kegiatan Sensus Ekonomi pada
tahun 2016 (SE2016) untuk mendata seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia. Data
perekonomian sangat diperlukan untuk evaluasi pembangunan maupun sebagai dasar
merumuskan kebijakan bagi pembagunan ekonomi di tingkat nasional maupun tingkat
regional. Selain itu data perekonomian ini juga sangat diperlukan bagi investor
guna memetakan struktur perekonomian menurut jenis usaha dan untuk mengetahui
daya saing bisnis di Indonesia.
Karena
pentingnya data perekonomian tersebut, maka dibutuhkan partisipasi dari seluruh
pelaku ekonomi di Indonesia tidak terkecuali para pelaku bisnis online. Harapannya data yang dihasilkan
akan menggambarkan perekonomian Indonesia secara menyeluruh sehingga segala
potensi perekonomian di Indonesia bisa dioptimalkan untuk kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia, tidak terkecuali bisnis online ini.
Dimuat di harian Warta Banten, 20
januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar