Halaman

Kamis, 31 Desember 2015

Membenahi Data Beras Menuju Ketahanan Pangan Nasional


Dimuat di harian Banten Pos,  Desember 2015


Camkan, sekali lagi camkan, kalau kita tidak “aanpakken” soal makanan rakyat ini secara besar-besaran secara radikal dan revolusional, kita akan mengalami malapetaka.
Buat apa kita Bicara tentang “politik bebas” kalau kita tidak bebas dalam urusan beras, yaitu selalu harus minta tolong beli beras dari bangsa-bangsa tetangga!
 (Ir. SOEKARNO)
Kutipan pidato presiden pertama RI yang disampaikan pada peletakan batu pertama Fakultas Pertanian Universitas Indonesia yang kelak menjadi Institut Pertanian Bogor ini telah menggambarkaan betapa pentingnya kedaulatan pangan bagi suatu bangsa. Isu pangan merupakan tema yang selalu menarik untuk didiskusikan maupun diperdebatkan. Bahkan data pangan bisa menjadi alat politik untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan maupun dalam evaluasi kebijakan. Selain itu, pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk hidup. Jika dalam beberapa dekade terakhir ketersediaan energi merupakan salah satu faktor pemicu konflik di dunia, maka tidak mengherankan jika pada masa yang akan datang masalah pangan bisa turut andil dalam memicu pertikaian antar bangsa

Selasa, 17 November 2015

Diterpa El Nino Produksi Padi Tetap Meningkat


Kabar Banten,16 November 2015
Fenomena alam El Nino yang terjadi di Indonesia berdampak pada kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau pada tahun 2015. Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DR. Andi Eka Sakya, musim kemarau tahun 2015 akan lebih panjang dibandingkan tahun 2014 dan menyebabkan awal musim hujan 2015-2016 akan mengalami kemunduran.

Kamis, 12 November 2015

Setahun Kinerja Pemerintah Dalam Angka


Dimuat di Kabar Banten, 11 November 2015

Masih hangat dalam ingatan publik, proses pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Istana Negara pada 20 Oktober 2014 atau setahun lalu disambut dengan suka cita dan dihadiri hampir sejuta orang. Jutaan rakyat Indonesia  menaruh harapan besar  akan ada perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pada era pemerintahan Jokowi-JK. Untuk mewujudkan harapan rakyat tersebut, pasangan presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla merancang agenda prioritas yang disebut nawa cita untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.  Salah satu dari nawacita adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Setelah satu tahun pemerintahan Presiden Jokowi, kita akan melihat bagaimana capaian kinerja berdasarkan nawa cita yang telah disusun tersebut.

Rabu, 11 November 2015

Mewaspadai Pelemahan Rupiah


Nilai tukar rupiah melemah pada level Rp. 14.076,- pada hari Senin, Tanggal 14 Desember 2015 setelah pada hari Jumat pekan sebelumnya berada pada level Rp. 13.937,- per USD. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini ditengarai karena pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang akan berlangsung pada 15-16 Desember waktu setempat. FOMC diperkirakan akan memutuskan kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed.

Kelaparan di Tengah Gunung Emas


Tanah Papua Tanah Yang kaya
Syurga Kecil Jatuh Ke Bumi
Seluas Tanah Sebanyak Madu
Adalah Tanah Harapan     
(Aku Papua oleh Frangky Sihalatua)
Penggalan bait lagu di atas merupakan ungkapan bagaimana Tanah Papua merupakan tanah yang kaya dan indah. Kaya akan keanekaragaman hayati dan kaya akan sumber daya alam. Tanah Papua kaya karena mengandung cadangan emas dan tembaga terbesar di Indonesia. Kekayaan alam tersebut dikelola oleh PT. Freeport Indonesia, salah satu perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia.

Mengurai Polemik Data Beras Nasional


Isu pangan merupakan tema yang selalu menarik untuk didiskusikan maupun diperdebatkan. Bahkan data pangan bisa menjadi alat politik untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan maupun dalam evaluasi kebijakan. Selain itu, pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk hidup. Jika dalam beberapa dekade terakhir ketersediaan energi merupakan salah satu faktor pemicu konflik di dunia, maka tidak mengherankan jika pada masa yang akan datang masalah pangan bisa turut andil dalam memicu pertikaian antar bangsa.

pelemahan rupiah dan gelombang PHK di Indonesia


Setelah mengalami masa yang kelam bagi perekonomian Amerika Serikat pada tahun 2008, kini setelah 7 tahun berlalu perekonomian Amerika serikat sudah kembali stabil. Masa kelam perekonomian Amerika Serikat tersebut disebabkan oleh kegagalan program subprime mortage, suatu desain perbankan untuk kredit kepemilikan rumah bagi kelas menengah kebawah. Untuk mengatasi keadaan tersebut, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan bail out (dana talangan) sebesar 700 milyar dolar dan memangkas tingkat suku bunga dari 2% menjadi 1,5% untuk menggerakkan sektor riil.

Rabu, 04 November 2015

Kabut Asap Dan Dampaknya Terhadap Sosial Ekonomi


Dimuat di Opini Radar Banten, 3 November 2015

Dalam dua bulan terakhir, berita tentang kabut asap mewarnai hampir semua media di Indonesia. Bahkan kabut asap ini telah  ter-ekspor ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina sehingga membuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara tetangga menjadi terganggu. Kabut asap yang terjadi setiap tahun seolah menjadi agenda tahunan bencana yang melanda Indonesia. Bahkan bencana kabut asap yang terjadi pada tahun 2015 lebih parah jika dibandingkan dengan kabut asap pada tahun-tahun sebelumnya.

Jumat, 23 Oktober 2015

BUKAN SWASEMBADA BERAS SEMU


Dimuat di harian Radar Banten, 22 Oktober 2015


Setiap tanggal 16 Oktober, 150 negara di dunia yang tergabung dalam FAO (Food and Agriculture Organization) selalu memperingati sebagai hari pangan sedunia. Begitu besar perhatian masyarakat dunia terhadap isu pangan ini, mengingat pangan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia untuk hidup. Pangan merupakan sumber energi bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan akan ketersediaan pangan. Sehingga ketersediaan pangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Apabila dalam beberapa decade terakhir ini, ketersediaan sumber energy merupakan factor yang memicu gejolak politik dunia, tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun kedepan ketersediaan sumber pangan menjadi faktor baru dalam perselisihan antar bangsa.

Senin, 28 September 2015

Ketika Angka Kemiskinan di Pedesaan Meningkat



Dimuat di harian Radar Banten, 26 september 2015

Kemiskinan merupakan permasalahan yang cukup serius menyangkut kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan makanan dan non makanan seperti sandang, perumahan, kesehatan dasar, pendidikan dasar, dan lain-lain. Kemiskinan tidak hanya merupakan masalah ekonomi, namun juga erat kaitannya dengan permasalahan sosial. Sehingga tidak mengherankan jika PBB menginisiasi MDGS (Milenium Development Goal’s) sebagai sinyal dan kesadaran bersama (common sense) bahwa kemiskinan harus dientaskan. Kemiskinan juga seolah menjadi atribut yang selalu melekat bagi negara dunia ketiga seperti Negara Indonesia. Di Indonesia, angka kemiskinan selalu menjadi angka yang dinantikan dan menjadi bahan yang menarik untuk didiskusikan maupun diperdebatkan, karena menyangkut tentang capaian kinerja dan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan. Meskipun sebagian besar negara berkembang telah berhasil melaksanakan pembangunan ekonomi melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, dan perkembangan teknologi, namun di balik kesuksesan dalam konteks fisik material tersebut muncul  masalah kemanusiaan berupa kemiskinan yang sangat memprihatinkan. Pada saat yang bersamaan terjadi pula peningkatan dalam ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok kaya dan miskin. Kemiskinan semakin menjadi masalah yang serius karena adanya kecenderungan negara berkembang mengutamakan program pembangunan ekonomi yang berskala makro, tanpa memerhatikan kondisi riil secara menyeluruh di daerah pedesaan secara mikro.

#139 Kemiskinan Dalam Tekanan Inflasi

Tren penurunan jumlah penduduk miskin pasca pandemi sedikit terganggu dengan lonjakan inflasi yang terjadi pada akhir tahun 2022. Hal ini di...